Suara.com - Banyak orang mengalami gangguan tidur, tetapi apa yang terjadi pada wanita 22 tahun asal Inggris ini merupakan penyakit langka karena hanya bisa tidur tidak lebih dari 30 menit.
Ya, Ruby Chamberlain disebut mengidap penyakit langka, yakni Complex Regional Pain Syndrome (CRPS). Kondisi ini membuat sekujur tubuhnya terasa nyeri hingga sulit tidur
CPRS merupakan penyakit kronis yang menyerang lengan dan kaki, biasanya disebabkan cedera, setelah operasi, stroke, atau serangan jantung.
"Complex Regional Pain Syndrome adalah kondisi nyeri yang tidak umum dan hal yang paling menyakitkan adalah mengetahui bahwa kebanyakan dokter tidak mengetahui hal itu," ungkap Ruby, dikutip dari Metro via Hops.id---jaringan Suara.com.

Ruby bercerita, dirinya mengalami cedera saat berumur 11 tahun. Dia kemudian menjalani terapi di Institute of Sport and Exercise Medicine selama setahun tapi hasilnya nihil.
Nyeri yang dirasakan justru semakin menjadi. Sekujur tubuhnya bahkan bisa kesakitan walau cuma kena gesekan selimut atau terpaan angin.
"Sangat menyiksa," tuturnya.
Nyeri tersebut dimulai dari kaki kiri, lalu secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh bagian bawah. Dia bahkan jadi tak bisa berdiri tanpa bantuan.
Ruby juga tidak pernah bisa bertahan tidur lebih dari 30 menit setiap hari. Dokter bilang, kondisi tersebut terjadi karena otak Ruby selalu dalam mode siaga karena sakit yang tidak mereda.
Baca Juga: Viral Tips Cepat Tidur dalam Hitungan Menit, Diklaim Bisa Enyahkan Insomnia
"Jadi saya tidak pernah benar-benar tidur," ujar dia.
Penyakit langka itu juga membuatnya menjadi sangat sensitif dan rapuh. Kulitnya gampang terluka, bahkan saat dia mandi untuk membersihkan diri.
"Kulit di sekitar lengan, pergelangan tangan, tangan dan jari saya menjadi sensitif terhadap angin. Mandi adalah perjuangan dan saya kelelahan akibat kurang tidur karena rasa sakit yang saya alami," keluh Ruby.
Ruby sendiri sudah menjadi lebih dari 100 perawatan, termasuk fisioterapi hingga konsumsi obat penghilang rasa sakit dengan dosis tinggi tapi tidak berhasil.
Titik terang muncul setelah 11 tahun. Baru-baru ini, Ruby menerima donasi 35 ribu euro atau hampir Rp600 juta, lalu disarankan menjalani operasi stimulasi sumsum tulang belakang.
Sebuah alat khusus juga ditanam di pergelangan tangan Ruby. Cara kerjanya mirip alat pacu jantung. Alat tersebut akan terhubung ke elektroda di tulang belakang dan membantu memblokir rasa sakit masuk ke otak.