Selain itu, sebaiknya, carilah dokter anastesi yang juga telah menerapkan Teknik Enhance Recovery After Surgery (ERAS) yang memungkinkan pasien lebih cepat pulih setelah proses persalinan sectio caesarea (sc).
3. Tenaga Medis yang Melayani Sepenuh Hati
Selain dokter yang kompeten, diperlukan juga tenaga medis yang dapat melayani sepenuh hati. Keramahan dalam mendampingi dan melayani selama proses pra hingga pasca persalinan akan sangat berpengaruh secara psikologis bagi pasien.
4. Memiliki Peralatan Lengkap untuk Mengatasi Masalah Gawat Darurat
Bagi ibu yang memiliki kemungkinan high risk pregnancy, pilihlah rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap seperti ruang NICU untuk mengatasi masalah gawat darurat terhadap bayi yang baru lahir beserta jajaran dokter konsulen yang ahli dalam menangani bayi NICU.
5. Mendukung Program ASI
Para orangtua juga perlu memperhatikan apakah tempat bersalin mendukung program ASI eksklusif, seperti tersedianya fasilitas Rooming-in, program IMD (Inisiasi Menyusui Dini), skin to skin dengan ayah, dan suster laktasi yang akan mengajarkan menyusui pertama kali.
Program skin to skin dengan ayah diterapkan di RSIA Bunda Jakarta setelah proses persalinan sebagai bentuk dukungan terhadap breastfeeding father. Peran ayah dalam proses menyusui tidak hanya dengan memberi sentuhan lembut kepada ibu, namun juga dengan bayi melalui skin to skin.
Jadi, apakah Anda sudah siap memilih rumah sakit yang tepat untuk menjalani proses persalinan saat ini?
Baca Juga: Istana: Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2021 akan Lebih Baik