Jenis Down Syndrome ini, seseorang akan memiliki bagian ekstra dari kromosom 21. Biasanya total kromosom yang ada yaitu 46. Namun, pada Down Syndrome jenis ini, salah satunya akan memiliki tambahan kromosom 21.
Faktor Risiko Down Syndrome
Down Syndrome bisa terjadi pada siapa saja. Namun, biasanya Down Syndrome terjadi kepada seorang wanita melahirkan yang lebih tua.
Menurut CDC, ibu berusia 35 tahun ke atas lebih cenderung memiliki bayi dengan Down Syndrome daripada ibu yang lebih muda.
Di samping itu, penelitian menunjukkan, usia ayah juga berpengaruh. Satu studi tahun 2003 menemukan, ayah yang berusia di atas 40 tahun memiliki peluang dua kali lipat untuk memiliki anak dengan Down Syndrome.
Gejala Down Syndrome
Seseorang yang mengalami Down Syndrome dapat terlihat dari berbagai gejala yang dialami. Biasanya gejala ini dapat terlihat sejak bayi. Gejala-gejala tersebut antara lain:
- Memiliki wajah datar
- Kepala dan telinga kecil
- Leher pendek
- Mata melihat ke atas
- Telinga berbentuk atipikal
- Tonus (kekuatan otot) yang buruk
Selain dari fisik yang dapat terlihat, anak dengan Down Syndrome dapat dilihat berdasakan perkembangan mental dan sosial. Beberapa gejala tersebut di antaranya:
- Perilaku impulsif
- Kemampuan menilai yang buruk
- Sulit memberikan perhatian
- Kemampuan belajar lambat
Tidak hanya itu, penderita Down Syndrome juga mengalami berbagai komplikasi penyakit lainnya.
Baca Juga: Haru! Cara Lembut Kakak Bujuk Adiknya yang Tak Memberi Izin Menikah
Komplikasi tersebut seperti cacat jantung bawaan, gangguan pendengaran, pengelihatan yang buruk, leukimia, demensia, dan berbagai penyakit lainnya.