Suara.com - Banyak orang yang beranggapan bahwa buang air kecil usai berhubungan seksual bisa menghindari kehamilan. Padahal sperma bisa bertahan lebih lama di dalam vagina.
Melansir dari Healthshots, menurut Dr Ila Gupta, konsultan senior spesialis IVF dan direktur klinis Klinik Kesuburan di Delhi menyaakan bahwa sperma dapat bertahan hidup di luar tubuh selama 20-30 menit.
Di lingkungan yang panas, kelangsungan hidup sperma hanya beberapa detik hingga menit.
Setelah ejakulasi, sperma bertahan selama sekitar tiga sampai lima hari di saluran kelamin wanita.
Sekresi dari saluran genital memberikan nutrisi pada sperma. Dari air mani yang diejakulasi di dalam vagina, sperma yang bergerak secara progresif berenang melalui sekresi serviks ke rahim dan kemudian ke tuba falopi untuk membuahi sel telur.
“Jadi persentase sperma motil maju cepat untuk membuahi sel telur. Untuk mencapai kehamilan, sperma harus ada di saluran genital sekitar waktu ovulasi karena kehidupan sel telur sangat singkat (beberapa jam) dibandingkan dengan sperma,” kata Dr Gupta.

Sperma dapat bertahan selama bertahun-tahun dalam keadaan beku, jika suhu stabil (- 196 derajat C).
Kebanyakan sperma dibekukan karena berbagai alasan atau kondisi medis yang dapat berdampak pada kesuburan pria seperti menjalani perawatan kesuburan, menderita kanker atau menjalani kemoterapi/radioterapi.
Selain membuahi, sperma juga bisa menyebabkan masalah pada kesehatan pasangan.
Baca Juga: Sering Hubungan Seks Tanpa Kondom? Sperma Ternyata Bisa Tahan Lama di Vagina
Jika vagina berbau aneh setelah berhubungan seks, itu pertanda bahwa sperma yang berada di vagina tidak sehat.
Bahkan, mungkin terinfeksi. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah seperti bakteri vaginosis, jamur, dan infeksi ragi.
Jika tidak diobati tepat waktu, dapat menyebar lebih lanjut dan menyebabkan infeksi menular seksual.