Jarang Ganti Sprei? Hati-hati dengan 5 Dampak Buruknya!

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 23 September 2021 | 18:13 WIB
Jarang Ganti Sprei? Hati-hati dengan 5 Dampak Buruknya!
Ilustrasi Jarang Ganti Sprei. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain memiliki fungsi utama untuk melindungi matras kasur dari noda dan kotoran, sprei juga menjadi bagian penting dari desain interior sebuah kamar tidur. Tidak heran jika sebagian orang memiliki hobi mengoleksi sprei dalam berbagai warna, motif, dan bahan.

Penataan tempat tidur pun berpengaruh kepada jenis sprei yang digunakan. Ada pemilik rumah yang menyukai suasana kamar tidur seperti di hotel dengan sprei tebal serba putih.

Ada pula penghuni rumah yang ingin kamar tidurnya terasa hangat dan homey, maka ia menggunakan sprei berwarna earthy, motif bunga-bunga, serta aksesoris tambahan seperti selimut wol, dan lain-lain.

Apapun preferensi dan selera Anda dalam menata tempat tidur, satu hal yang penting adalah rutin mengganti sprei, setidaknya seminggu sekali. Sprei baru dan bersih bukan hanya terasa lebih nyaman di kulit, tetapi menghindari penghuni kamar tidur dari berbagai dampak buruk yang merugikan bagi kesehatan.

Dekoruma menemukan setidaknya beberapa risiko terpapar penyakit kulit dan pernapasan lebih tinggi bagi penghuni kamar tidur yang jarang mengganti spreinya. Belum lagi gangguan-gangguan lain yang mempengaruhi kenyamanan dan kualitas istirahat di kamar tidur. Apa saja?

1. Bakteri dan Jamur Akibat Keringat dan Sel Kulit Mati
Meskipun tidur dalam ruangan ber-AC, tubuh tetap akan mengeluarkan keringat dan minyak alami. Dua hal inilah yang kemudian menyerap ke dalam serat sprei. Bila menumpuk dalam jumlah banyak, sprei lama kelamaan akan menjadi lembap dan
kotor.

Ketika sprei tidak diganti berbulan-bulan, sprei yang lembap dan kotor akan mengundang bakteri, bahkan untuk tumbuh. Bukan hanya keringat, situasi ini juga diperparah dengan sel kulit mati yang terperangkap di dalam sprei.

Regenerasi kulit selama tidur merontokkan sel-sel kulit mati yang tidak kasat mata dan masuk ke dalam sela-sela sprei. Jika dibiarkan saja, hal ini juga akan mengundang berbagai kuman dan bakteri untuk bersarang di sprei dan juga kasur sehingga menimbulkan masalah-masalah kesehatan dan kebersihan
lainnya.

2. Iritasi Kulit, Ruam, dan Penyakit Kulit Serius Lainnya
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sprei yang kotor dan jarang diganti akan memicu berkembangnya kuman dan bakteri yang memberikan efek negatif pada kesehatan secara jangka panjang.

Baca Juga: Pria Buat Kamar Hotel Berantakan Sebelum Check Out, Publik Tebak-tebakan Cari Alasannya

Sprei yang kotor juga akan mengundang serangga pengganggu seperti tungau debu atau tungau kasur dan kutu busuk. Dua serangga inilah yang bisa menyebabkan beragam masalah pada kulit tubuh apabila tidur di atas kasur yang dilapisi sprei kotor dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Gigitan tungau debu dan kutu busuk bisa berakibat buruk pada kulit. Mulai dari gatal-gatal, ruam merah pada kulit, alergi, hingga iritasi yang menyebabkan luka dan rasa sakit pada kulit.

3. Muncul Jerawat dan Masalah Kulit Wajah
Selain bakteri, kuman, dan serangga pengganggu yang bersarang di kasur akibat sprei yang kurang higienis, debu yang menempel juga bisa memengaruhi kesehatan kulit, khususnya kulit wajah.

Belum lagi untuk para perempuan yang suka lupa membersihkan makeup sebelum tidur. Sisa-sisa makeup menempel pada sprei dan bantal, menyebabkan kasur semakin kotor.

Terus-menerus terkena wajah, salah satu masalah kulit yang paling sering muncul adalah jerawat akibat inflamasi pada wajah. Wajah pun akan tampak memerah dan kusam akibat breakout jerawat yang parah.

4. Mengundang Serangga Menyelinap ke Kasur
Tidak hanya kutu busuk dan tungau debu yang tidak kasat mata, sprei yang kotor juga akan mengundang serangga lain yang bisa dilihat dan mengganggu. Terutama, bagi orang-orang yang suka makan di kasur dan menyebabkan sisa-sisa makanan jatuh ke sprei.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI