"Dokterlah yang menuliskan resep obat tersebut dan saat itu, setiap orang teringat pada komentar dari (Presiden Bolsonaro) dan orang-orang penting lainnya, sehingga banyak sekali pasien yang meminta obat itu," kata dia kepada para senator.
Pada Selasa, Morato yang mewakili 12 dokter di Prevent Senior, mengatakan jaringan RS itu mengancam dan memecat dokter yang tidak setuju dengan COVID-19 kit, paket obat yang terdiri dari hidroksiklorokuin, eritromisin, dan ivermectin.
Belum ada bukti ilmiah bahwa obat-obatan tersebut bermanfaat dalam perawatan COVID-19.
"Pasien lansia yang amat rentan diberitahu ada pengobatan yang manjur, namun mereka tak tahu sedang dijadikan kelinci percobaan," kata Morato kepada anggota Senat yang menyelidiki penanganan pandemi pemerintah.
Dia mengatakan para dokter diwanti-wanti untuk tidak menjelaskan terapi itu kepada pasien atau kerabat mereka.
"Tujuannya adalah menunjukkan bahwa ada pengobatan yang efektif melawan COVID-19," kata Morato.
Dia mengatakan RS tersebut punya kesepakatan untuk membantu pemerintah Bolsonaro yang menggembar-gemborkan pengobatan itu sebagai terapi yang efektif melawan virus corona sehingga dapat melindungi rakyat Brasil.
Prevent Senior membantah telah memecat para dokter yang tidak setuju dengan pengobatan itu. Mereka mempertanyakan pengacara yang tidak menyebut nama-nama penuduh.
Kementerian Kesehatan tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar. Belum jelas seberapa banyak pemerintah tahu tentang dugaan percobaan di RS itu.
Baca Juga: Makin Sepi, Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kini Tersisa 264 Orang
Dalam pidatonya di PBB pekan lalu, Bolsonaro lagi-lagi memuji "perawatan dini" COVID-19 lewat pemakaian obat-obatan di luar peruntukannya.