Israel Mulai Vaksinasi Anak Usia 5 Sampai 11 Tahun, Pakai Vaksin Apa?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 23 November 2021 | 20:17 WIB
Israel Mulai Vaksinasi Anak Usia 5 Sampai 11 Tahun, Pakai Vaksin Apa?
ilustrasi vaksinasi anak. (Suara.com)

Suara.com - Meningkatnya kasus COVID-19 di benua Eropa membuat pemerintah Israel mengambil langkah cepat untuk memulai vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 5-11 tahun.

Penyuntikan dilakukan menggunakan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNtech, setelah laporan otoritas kesehatan menyebut Setengah dari jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi saat ini berasal dari anak-anak berusia 11 tahun ke bawah.

Gelombang infeksi keempat yang melanda Israel pada Juni mulai mereda pada September.

Namun, jumlah kasus virus corona mulai mengalami peningkatan selama dua minggu terakhir.

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer yang akan disuntikkan ke warga di Puskesmas Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/8/2021).  ANTARA FOTO
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer yang akan disuntikkan ke warga di Puskesmas Pekayon, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/8/2021). ANTARA FOTO

Sebanyak 9,4 juta penduduk Israel berada pada usia muda, dengan sekitar 1,2 juta anak berada dalam kelompok usia 5-11 tahun.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Israel, anak usia 5-11 tahun menyumbang sepertiga kasus baru COVID-19.

Para ilmuwan dan pejabat meragukan Israel dapat mencapai "kekebalan kawanan" kecuali anak-anak divaksinasi.

Pemerintah mengatakan bahwa vaksinasi anak usia 5-11 tahun bertujuan untuk melindungi kesehatan mereka dan bukan hanya untuk menghentikan penularan virus corona.

Meskipun kasus COVID-19 pada anak kecil tidak menunjukkan gejala yang berat, infeksi dapat membawa risiko dalam jangka panjang.

Baca Juga: Selamat! 125 Mahasiswa Sains Terbaik Indonesia Raih Penghargaan Perusahaan Farmasi Amerika

Kemenkes Israel memperkirakan satu dari 3.500 anak yang terinfeksi virus corona akan mengalami sindrom inflamasi multisistem atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).

Sindrom inflamasi multisistem adalah suatu kondisi serius ketika beberapa bagian tubuh, seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit, atau mata menjadi meradang.

Sebagian besar anak yang menderita sindrom inflamasi multisistem memerlukan perawatan intensif.

Kemenkes juga telah mencatat risiko gejala COVID-19 yang berkepanjangan, seperti gangguan tidur, nyeri otot, kehilangan penciuman dan pengecapan, sakit kepala, serta batuk.

Survei Kementerian Kesehatan Israel terhadap lebih dari 13.000 anak menunjukkan bahwa sekitar 11 persen menderita gejala COVID-19 yang berkepanjangan.

"Semua fenomena ini bisa menjadi parah dan kami ingin mencegahnya," kata Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz kepada anggota parlemen, Senin.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI