Meluruskan Mitos OCD, Gangguan Mental yang Diidap Aliando Syarief Sejak Kecil

Jum'at, 28 Januari 2022 | 12:39 WIB
Meluruskan Mitos OCD, Gangguan Mental yang Diidap Aliando Syarief Sejak Kecil
Aliando Syarief. (Instagram @aliandooo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Jika itu adalah kepribadian, Anda memiliki kendali. (Artinya) Anda dapat memilih untuk melakukannya atau tidak. Tapi jika Anda menderita OCD, Anda melakukannya karena sedang cemas parah," jelas direktur eksekutif International OCD Foundation, Jeff Szymanski.

2. Mitos: OCD selalu tentang kebersihan

Menjaga kebersihan bukanlah satu-satunya dan tidak semua penderita OCD memiliki obsesi terhadap kebersihan.

Perilaku kompulsi atau berulang lainnya bisa berupa menimbun barang, selalu memeriksa ulang bahwa tidak ada kesalahan, ketakutan atas kejadian buruk yang dirasa dapat terjadi jika tidak melakukannya, dan mengulangi rutinitas seperti membuka atau menutup pintu.

3. Mitos: OCD berakar pada masa kecil

Banyak orang secara keliru percaya bahwa pengidap OCD tumbuh dalam lingkungan hancur atau akibat dari harga diri yang buruk.

"Apa yang terjadi di masa kecil tidak ada hubungannya dengan OCD saat Anda dewasa," jelas Szymanski.

Namun, ia mencatat, gangguan obsesif kompulsif tidak berjalan dalam keluarga dan peneliti percaya genetika mungkin menjadi salah satu faktor risikonya.

4. Mitos: OCD jarang terjadi pada anak-anak

Baca Juga: Hits Health: Mitos Nanas Mencegah Kehamilan, Minum Viagra Campur Jeruk Nipis Bikin Greng

Setidaknya satu dari setiap 200 anak-anak dan remaja mengidap OCD. Szymanski mengatakan gangguan mental ini dapat muncul pada balita usia 4 tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI