Peringatan BPOM AS Tentang Antidepresan Justru Meningkatkan Kasus Bunuh Diri pada Remaja

Kamis, 17 Februari 2022 | 20:50 WIB
Peringatan BPOM AS Tentang Antidepresan Justru Meningkatkan Kasus Bunuh Diri pada Remaja
Ilustrasi penyakit mental depresi (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Depresi pada kelompok remaja sangat diremehkan. Bahkan. sekitar dua per tiga remaja yang depresi tidak mendapat perawatan kesehatan mental sama sekali.

Sementara mereka yang mendapatkannya, sebagian besar bergantung pada obat antidepresan, lapor The Conversation.

Namun, pada 2003, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan bahwa penggunaan antidepresan di beberapa bulan awal pada remaja dapat memicu pemikiran dan perilaku bunuh diri.

Tujuan dari peringatan itu adalah untuk mendesak dokter agar memantau pemikira bunuh diri di awal pengobatan pada pasien remaja.

Peringatan ini muncul di mana-mana, baik di TV, internet, iklan cetak dan berita. Sementara yang paling kuat justru muncul di wadah obat itu sendiri.

Ilustrasi obat. (Unsplash)
Ilustrasi obat. (Unsplash)

Namun ternyata, peringatan ini menimbulkan dampak lain yang tidak diinginkan, yakni berkurangnya perawatan kesehatan mental dan peningkatan kasus bunuh diri pada remaja.

Dampak peringatan FDA terhadap kasus bunuh diri pada remaja

Hal ini terbukti dalam penelitian oleh University at Buffalo, Kota New York, yang menganalisis data dari 1990 hingga 2017 tentang kematian bunuh diri oleh remaja dan dewasa muda di Amerika Serikat.

Mereka menemukan bahwa selama periode pra-peringatan, ada tren penurunan yang stabil, mengikuti ketersediaan antidepresan baru.

Baca Juga: Peneliti: Antidepresan Fluvoxamine Dapat Mengurangi Risiko Covid-19 Parah

Tren tersebut berbalik, setelah tahun 2003, kematian bunuh diri remaja meningkat secara signifikan. Lalu peneliti menerapkan temuannya ke seluruh populasi remaja dan dewasa muda di AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI