Perlu Dipahami, Inilah Kondisi Kesehatan yang Biasa Dialami Bayi Baru Lahir

Rabu, 30 Maret 2022 | 17:40 WIB
Perlu Dipahami, Inilah Kondisi Kesehatan yang Biasa Dialami Bayi Baru Lahir
Ilustrasi bayi baru lahir (Shutterstock)

Suara.com - Bayi baru lahir memiliki kondisi yang sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Terutama di waktu mereka sedang beradaptasi dengan 'dunia luar'.

Ini juga merupakan waktu ketika paru-paru, jantung, otak, ginjal, dan organ lainnya, berjalar 'berkoordinasi'.

Bayi tidak dapat mengatakan keluhan mereka secara langsung. Jadi ketika mereka merasa tidak nyaman, mereka akan menangis.

Sebagai orang tua, Anda perlu memahami apa yang mungkin dirasakan bayi dan menemukan gejala-gejalanya.

Menurut laman First Cry Parenting, berikut masalah kesehatan yang biasanya dialami bayi baru lahir:

1. Cedera lahir

Selama proses melahirkan, terkadang bayi mengalami cedera fisik, yang disebut cedera lahir atau trauma lahir. Ini terjadi akibat penggunaan forsep saat mengeluarkan bayi.

Bayi yang lahir normal kemungkinan akan mengalami pembengkakan di kulit kepala. Namun, sebagian besar bayi pulih dengan cepat.

ilustrasi bayi baru lahir (Pexels/Isaac Taylor)
ilustrasi bayi baru lahir (Pexels/Isaac Taylor)

2. Penyakit kuning

Baca Juga: Dari Termometer hingga Salep Antiseptik, Inilah Peralatan Medis yang Perlu Disiapkan untuk Bayi Usia Kurang dari 6 Bulan

Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi baru lahir. Penyebabnya adalah kelebihan bilirubin dalam darah bayi, membuat kulit terlihat kekuningan.

Ini terjadi karena hati bayi belum cukup matang untuk membuang kelebihan bilirubin dalam darah. Dalam kebanyakan kasus, ini akan hilang dalam 2 hingga 3 minggu setelah bayi dilahirkan.

Jika berlanjut lebih dari 3 minggu, kemungkinan ada penyakit komorbid dan orang tua harus memeriksakannya ke dokter.

3. Kolik

Kolik sangat umum terjadi pada bayi. Ketika bayi menangis terus-menerus tanpa alasan yang jelas, terutama di malam hari, kemungkinan mengalami kolik.

Penyebab pasti kolik tidak diketahui dan beberapa teori menunjukkan karena gas, hromon yang menyebabkan sakit perut, stimulasi cahaya atau suara yang berlebihan, dan sistem pencernaan yang sedang berkembang.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI