"Meskipun polusi tanah dengan logam berat dan hubungannya dengan penyakit kardiovaskular merupakan masalah negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah karena populasi mereka secara tidak proporsional terpapar polutan lingkungan ini, itu menjadi masalah bagi negara mana pun di dunia," kata para ahli dikutip dari The Sun.
Karena, ini terjadi dengan meningkatnya globalisasi rantai pasokan makanan dan penyerapan logam berat ini dengan buah-buahan, sayuran, dan daging.
Petugas medis juga menyelidiki kadmium, yang merupakan logam berat dalam jumlah kecil di udara, air, tanah dan makanan yang mana juga berasal dari sumber industri dan pertanian.
Analisis mereka menunjukkan hasil yang beragam dalam hubungan antara kadmium dan penyakit jantung.
Hasil analisis mereka menemukan bahwa jumlah kunjungan gawat darurat kardiovaskular di Jepang adalah 21 persen lebih tinggi pada hari-hari dengan paparan debu Asia yang berat.
Debu ini berbahaya karena biasanya terkontaminasi dan terbawa udara. Profesor Münzel menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan pada efek gabungan dari beberapa polutan tanah pada penyakit kardiovaskular.
"Penelitian sangat diperlukan tentang bagaimana nano dan mikroplastik dapat memulai dan memperburuk penyakit kardiovaskular," lanjutnya.
Sebelum penelitian lebih lanjut memperoleh hasil, nampaknya sekarang ini cukup masuk akal untuk menyarankan tukang kebun selalu memakai masker wajah.
Baca Juga: Nuri Shaden Tidak Bisa Minum Air selama Kehamilan, Waspadai Efeknya pada Ibu Hamil!