"Semakin lama menghabiskan waktu bersama orang yang terinfeksi, semakin tinggi risiko penularan," kata peneliti senior di Universitas Oxford, Inggris, Jake Dunning.
Dokter belum dapat memastikan bagaimana pria ini dapat terinfeksi. Namun, peneliti penyakit menular di Universitas Stanford, AS, Abraar Karan, mengatakan bahwa kasus ini tidak seharusnya dikhawatirkan karena termasuk peristiwa yang sangat langka.
"Sebagian besar penularan masih melalui jaringan seksual berisiko tinggi dan paparan seksual berisiko tinggi," kata Karan.
Gejala pria ini sembuh tanpa pengobatan apa pun dalam 26 hari setelah muncul.