Dikenal Kompleks hingga Pengaruhi Seluruh Organ Pencernaan, Kanker Gastrointestinal Perlu Penanganan Komprehensif

Jum'at, 09 Agustus 2024 | 10:30 WIB
Dikenal Kompleks hingga Pengaruhi Seluruh Organ Pencernaan, Kanker Gastrointestinal Perlu Penanganan Komprehensif
Ilustrasi kanker. [Dok.Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perkembangan Terbaru dalam Diagnosis dan Pengobatan

Perkembangan dalam teknologi diagnosis dan pengobatan kanker GI terus berkembang pesat. Salah satunya penggunaan teknologi terkini di Gastrointestinal Cancer Center (GCC), Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi.

Seperti Endoscopic Ultrasound (EUS) yang tidak hanya mempercepat proses diagnosis, tetapi juga meningkatkan akurasi hasil. Pendekatan ini juga berfokus pada prinsip diagnosis seminimal invasif mungkin, yang berarti mengurangi tingkat gangguan pada pasien sekaligus memperkecil risiko komplikasi.

Biopsi tetap dilakukan sebagai standar untuk mendiagnosis kondisi medis yang lebih akurat. Dengan integrasi EUS dalam proses ini, dokter dapat meminimalkan invasivitas prosedur dengan akurasi yang tidak kalah dengan metode konvensional yang lebih invasif. 

Pendekatan ini tidak hanya menguntungkan dari segi klinis, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mempersingkat waktu pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi post-operatif.

"Dalam menghadapi kompleksitas penyakit modern, strategi diagnosis menawarkan harapan baru dalam upaya untuk memberikan perawatan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih aman bagi setiap pasien," jelas dia.

Dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan invasivitas prosedur, praktik medis semakin bergerak menuju masa depan yang lebih cerah dalam penanganan penyakit.

Jenis terapi lainnya yang tersedia di MRCCC adalah terapi imunoterapi dan terapi target (targeted therapy). Kedua jenis terapi ini mewakili kemajuan signifikan dalam pengobatan kanker dengan menyediakan opsi yang lebih terarah dan efektif, sering kali dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode konvensional dengan tujuan meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup.

Fasilitas lain yang ada di MRCCC adalah PET scan (Positron Emission Tomography) yang tidak banyak dimiliki oleh RS di Indonesia. PET scan merupakan salah satu teknologi pencitraan medis yang digunakan untuk mendeteksi dan mengevaluasi kanker dengan prosedur yang melibatkan injeksi zat radioaktif yang disebut tracer ke dalam tubuh pasien. 

Baca Juga: Urutan Memakai Skincare yang Benar untuk Kulit Sehat dan Bercahaya

Tracer ini akan menumpuk di dalam jaringan atau organ yang memiliki aktivitas metabolik yang tinggi, seperti sel-sel kanker. Selama proses pencitraan, PET scan menghasilkan gambar 3D dari distribusi dalam tubuh, yang dapat memberikan informasi detail tentang lokasi, ukuran, dan aktivitas metabolik dari tumor atau lesi kanker. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI