Melalui aplikasi Halo Anak, orang tua juga bisa memantau riwayat kesehatan anaknya.
“Orang tua bisa melihat anaknya dulu sakit apa, obatnya apa. Semua di-record dengan baik. Ini adalah recording yang ada di genggaman Bapak Ibu. Ingat waktu kecil saya ada buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Jika KMS itu hilang, ya sudah catatan itu hilang,” kata Iwan.
Adapun komisaris PT Setyawan Eunike Setyawan, holding dari PT Husada Delapan Dua Irjen Pol Purn Y Wahyu Saronto MSi yang juga hadir pada peluncuran aplikasi itu menyampaikan sampai tahun 2040 akan berkembang berbagai penyakit. Ini terjadi akibat pengaruh perkembangan teknologi, kehidupan sosial budaya, keamanan maupun ekonomi.
Salah satu penyakit yang butuh perhatian adalah kesehatan mental anak. Situasi seperti itu tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan seluruh belahan dunia.
Sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, Wahyu Saronto yang pernah menjabat Kapolda DIY itu berpesan untuk melakukan antisipasi secara ilmu kedokteran maupun dari aspek sosial budaya masyarakat.
“Kita antisipasi bersama sesuai profesi masing-masing. Dokter anak perlu mendalami betul jenis-jenis penyakit. Ini kaitannya dengan masalah bangsa. Anak yang akan tumbuh dewasa adalah bibit-bibit generasi masa depan,” tandasnya.
Mengingat masih ada orang tua yang belum tentu paham teknologi digital, Wahyu Saronto berpesan Halo Anak agar dibuat sederhana. “Belum semua paham gadget walaupun kita hidup dari situ. Perlu dibuat aplikasi yang sederhana,” ujarnya.