Jika tidak ditangani secara efektif, kasus ini berpotensi terus bertambah, terutama di musim hujan.
Pemerintah telah mencoba berbagai cara untuk menekan angka kasus DBD, salah satunya adalah inovasi penyebaran Nyamuk Wolbachia.
Nyamuk ini dikembangkan dengan menyisipkan bakteri Wolbachia ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti. Program ini bertujuan mengurangi kemampuan nyamuk menularkan virus dengue.
Meski menjadi langkah inovatif, Astrid menuturkan hasil penyebaran Nyamuk Wolbachia belum maksimal. “Salah satu wilayah di dekat Yogyakarta berhasil menekan penyebaran DBD dengan metode ini. Namun, di daerah lain hasilnya belum optimal,” ungkapnya.
Faktor penyebabnya kemungkinan berkaitan dengan jenis virus, cara pelaksanaan, atau perbedaan kondisi lingkungan.
Sejauh ini, penyebaran Nyamuk Wolbachia telah dilakukan di sejumlah kota seperti Yogyakarta, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.
Tingginya Angka Kasus dan Kematian
Menurut data terbaru, hingga pekan ke-38 tahun 2024, kasus DBD di Indonesia telah menyerang 1.200 jiwa, dengan lebih dari 1.000 kasus berujung pada kematian. Angka ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih waspada, terutama dengan pola hidup bersih dan pemberantasan sarang nyamuk. (antara)