Kenali Penyakit Cacar Air pada Anak, IDI Kabupaten Grobogan Memberikan Informasi Pengobatan

Kamis, 12 Desember 2024 | 13:17 WIB
Kenali Penyakit Cacar Air pada Anak, IDI Kabupaten Grobogan Memberikan Informasi Pengobatan
Ilustrasi cacar air pada anak. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cacar air merupakan penyakit yang cukup serius yang dapat menyerang anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak, yang ditandai dengan ruam pada kulit, kulit terasa gatal dan timbulnya demam yang cukup tinggi.

Menurut informasi dari idikabgrobogan.org, cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster yang paling sering terjadi pada anak-anak di bawah usia dua belas tahun. Orang dewasa yang belum pernah terinfeksi juga dapat menderita cacar air, dengan gejala biasanya lebih parah. Penyakit dapat dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain.

IDI Kabupaten adalah organisasi profesi yang mewadahi para dokter yang berpraktek di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. IDI Kabupaten Grobogan senantiasa membantu dokter untuk menjalankan praktik medis mereka sesuai dengan regulasi ataupun aturan yang berlaku di Indonesia.

IDI Kabupaten Grobogan sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyakit cacar air yang rentan menyerang anak-anak. Mengenal penyebab cacar air, serta obat yang direkomendasikan untuk penderitanya.

Baca Juga: Memahami Dunia Anak dari Perspektif Orang Dewasa Lewat Buku The World Called Children

Apa saja penyebab terjadinya cacar air?

Dilansir dari laman https://idikabgrobogan.org, cacar air yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada anak-anak. Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab terjadinya cacar air pada anak-anak hingga orang dewasa meliputi:

1. Infeksi virus Varicella Zoster

Penyebab utama cacar air adalah infeksi oleh virus VZV, yang merupakan anggota keluarga virus herpes. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui percikan udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, serta melalui kontak langsung dengan cairan dari ruam atau lepuhan penderita

2. Kontak dengan penderita cacar air

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Skrining, Apa Bedanya Keluhan Monkey Pox Dan Cacar Air?

Cacar air dapat menyebar melalui kontak fisik dengan penderita, seperti menyentuh ruam atau lepuhan yang terinfeksi. Ini membuat interaksi dekat dengan orang yang terinfeksi berisiko tinggi

3. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang menerima pengobatan imunosupresif atau menderita kondisi medis tertentu, lebih rentan terinfeksi cacar air.

4. Adanya kondisi khusus

Bayi yang lahir dari ibu yang tidak divaksinasi juga berisiko tinggi terkena cacar air karena mereka belum memiliki kekebalan yang cukup untuk melawan virus penyebab cacar air.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit cacar air?

Penderita penyakit cacar air dapat diobati dengan cara yang tepat. Anda tidak perlu khawatir, IDI Kabupaten Grobogan telah memberikan rekomendasi beberapa obat untuk mengatasi penyakit cacar air pada remaja hingga orang dewasa meliputi:

1. Obat Paracetamol

Obat ini aman digunakan pada anak-anak karena digunakan untuk mengobati infeksi. Paracetamol aman untuk digunakan oleh anak-anak dan dewasa, tetapi harus diberikan dalam dosis yang tepat sesuai petunjuk untuk meredakan demam dan nyeri yang mungkin disebabkan oleh cacar air.

2. Obat Herclov 500 mg

Herclov mengandung valaciclovir, yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan virus seperti Cacar Air (disebabkan oleh virus Varicella Zoster) dan Herpes simplex.

3. Mederma For Kids

Mederma For Kids mengandung bahan alami Cepallin Botanical Extract dan Allantoin yang dapat dapat membantu mengatasi bekas luka akibat cacar air setelah penyembuhan.

Pengobatan yang tepat untuk cacar air dapat meringankan gejala dan mempercepat penyembuhan. Jika gejala tidak kunjung membaik atau jika ada tanda-tanda komplikasi, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI