Penis Pria Paruh Baya Bengkok dan Memar Usai Berhubungan Seks, Ini Penjelasan Dokter

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 20 Juli 2025 | 11:47 WIB
Penis Pria Paruh Baya Bengkok dan Memar Usai Berhubungan Seks, Ini Penjelasan Dokter
ilustrasi (freepik.com)

Suara.com - Seorang pria paruh baya menggegerkan dunia studi usai kasus kesehatan reporduksinya terekspos dalam jurnal kesehatan terkini. Pria yang identitasnya disamarkan itu mengalami cedera pada penis usai berhubungan seks.

Pria berusia 55 tahun asal Amerika Serikat (AS) itu dilaporkan mengalami kejadian yang sangat tidak terduga saat berhubungan seks, yang berujung pada cedera serius pada penisnya. 

Akibatnya ia segera dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi penis yang membengkak, nyeri, dan memar parah, yang muncul hanya beberapa jam setelah insiden tersebut.

Kronologi kecelakaan penis ini bermula ketika pasien dan pasangannya sedang berhubungan seks seperti. Tiba-tiba, pasien merasakan sensasi 'sentakan' yang menyakitkan di penisnya saat mengenai perineum pasangannya, yaitu area kulit antara anus dan vagina.

Namun, karena penisnya tetap mengalami ereksi, awalnya tidak terlalu memerhatikan meskipun merasakan sakit luar biasa. Hingga akhirnya, karena penisnya terus mengalami ereksi selama 2 jam, dan membengkak, ia segera mencari pertolongan medis darurat.

Penjelasan Medis di Balik Cedera Serius 

Dokter dari Fakultas Kedokteran Creighton University di AS kemudian mempublikasikan kasus unik ini dalam jurnal medis Cureus. Mereka menjelaskan bahwa penis pasien mengalami kondisi bengkok tajam ke kanan, disertai pembengkakan dan memar gelap yang meluas di sepanjang sisi kiri.

Cedera tersebut didiagnosis sebagai robekan pada tunika albuginea, yaitu lapisan fibrosa keras yang menyelubungi jaringan erektil di dalam penis. "Saat penis ereksi, tunika albuginea meregang kencang. Robekan yang tiba-tiba dapat menyebabkan suara berderak keras dan kerusakan serius," tulis laporan tersebut, seperti dikutip dari The Sun, Selasa (15/7/2025).

Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa kondisi ini menyebabkan pembengkakan dan memar yang cepat, membuat penisnya terlihat mirip 'terong', seperti yang sering ditemukan pada kasus-kasus serupa sebelumnya. Pemeriksaan MRI lebih lanjut mengonfirmasi adanya robekan yang panjangnya lebih dari 2 cm, disertai memar yang menekan uretra (saluran kemih) dengan lembut. Beruntungnya, tidak ada kerusakan serius pada uretra.

Baca Juga: Siapa Andy Byron dan Kristin Cabot? Viral Tertangkap Basah Selingkuh di Konser Coldplay

Meskipun penis tidak memiliki tulang, cedera semacam ini secara medis dikenal sebagai 'fraktur penis'. Pasien menjalani operasi dalam waktu delapan jam setelah kejadian, di mana dokter berhasil menjahit robekan pada tunika albuginea dan menguras darah yang terperangkap.

Setelah menginap semalam untuk observasi, pasien dipulangkan dengan resep antibiotik dan disarankan untuk menghindari aktivitas seksual selama masa pemulihan. Tiga bulan kemudian, kondisi pasien sepenuhnya pulih; ia tidak lagi merasakan sakit, tidak ada kelainan bentuk, dan fungsi ereksinya kembali normal sepenuhnya.

"Fraktur penis jarang terjadi. Dan kekuatan penisnya yang membentur perineum pasangannya pasti 'sangat kuat', hingga menyebabkan kerusakan serius seperti itu," kata dokter yang menanganinya.

Mereka juga menambahkan peringatan bahwa, "Jika tidak ditangani terlalu lama, cedera ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan jaringan parut." Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, bakteri bisa masuk melalui robekan dan menyebabkan urosepsis, infeksi berbahaya yang bermula di saluran kemih dan berpotensi berkembang menjadi sepsis yang mengancam jiwa. Kasus ini menyoroti pentingnya penanganan medis segera untuk cedera semacam ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI