HAN 2025: Pemenuhan Gizi Anak Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 22 Juli 2025 | 13:44 WIB
HAN 2025: Pemenuhan Gizi Anak Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
HAN 2025. (dok. ist)

Suara.com - Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menggelar serangkaian kegiatan kolaboratif bertajuk “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”.

Salah satu fokus penting dari perayaan tahun ini adalah pentingnya pemenuhan gizi sejak dini sebagai pondasi untuk mencetak generasi unggul masa depan.

Acara puncak diadakan di Bundaran HI, Jakarta (Minggu, 20 Juli), melibatkan lebih dari 1.000 anak dari berbagai latar belakang, termasuk panti asuhan, komunitas rumah susun, hingga anak-anak penyandang disabilitas.

Kegiatan dimulai dengan jalan pagi, permainan tradisional, hingga nonton bersama film bertema anak, “Jumbo”.

Acara ini juga turut dihadiri oleh Ibu Selvi Ananda, istri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi dan Wakil Menteri Veronica Tan.

Pemenuhan Gizi 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Kunci Generasi Emas

Salah satu isu krusial yang disorot dalam HAN 2025 adalah kebutuhan gizi anak sejak dini. Nani Hidayani, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Produk Bernutrisi untuk Ibu dan Anak (APPNIA), menyampaikan bahwa periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)—mulai dari kehamilan hingga anak berusia 2 tahun—adalah masa emas dalam tumbuh kembang anak yang tidak boleh terlewatkan.

“Pemenuhan gizi sebaiknya dimulai sejak ibu masih remaja, bahkan sebelum kehamilan,” ujar Nani.

“Orangtua perlu memahami bahwa kualitas asupan selama 1.000 HPK sangat menentukan kualitas masa depan anak,” katanya.

Baca Juga: Generasi Ambyar Lagu Nasional? Menteri PPPA Prihatin Anak Indonesia Lupa Halo Halo Bandung!

Ia menekankan pentingnya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dilanjutkan dengan MPASI bergizi seimbang sesuai standar nasional.

APPNIA juga aktif mendukung edukasi gizi kepada masyarakat, serta memastikan ketersediaan produk nutrisi yang sesuai kebutuhan ibu dan anak.

Perusahaan-perusahaan anggota APPNIA berkomitmen mengikuti panduan WHO dan regulasi Kementerian Kesehatan terkait pemasaran produk, khususnya susu formula untuk bayi 0–12 bulan.

Kolaborasi Lintas Sektor Wujudkan Anak Hebat

Menteri PPPA Arifah Fauzi menekankan bahwa pemenuhan hak anak, termasuk hak atas gizi yang baik dan pola asuh sehat, tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah saja.

“Menuju Indonesia Emas 2045, kita butuh kolaborasi lintas sektor. Pemerintah, swasta, masyarakat, semua harus bergerak bersama,” ujarnya.

Perayaan HAN 2025 tahun ini digelar secara desentralistik, dengan ribuan kegiatan serempak di sekolah dan komunitas seluruh Indonesia.

Anak-anak diajak bermain permainan tradisional, menyanyikan lagu daerah dan nasional, serta mendengarkan dongeng tentang pahlawan lokal—sebuah upaya memperkuat identitas budaya dan keceriaan masa kecil.

Mendorong Akses Nutrisi Melalui Kemitraan

Melalui kolaborasi dengan dunia usaha seperti APPNIA, pemerintah berupaya memperluas akses edukasi dan produk nutrisi ke seluruh lapisan masyarakat.
“Kami berharap kemitraan ini tidak sekadar simbolis, tapi nyata memberikan dampak,” kata Nani.

Ke depan, APPNIA menyatakan kesiapannya untuk terus bersinergi dengan pemangku kepentingan—termasuk media, akademisi, dan organisasi lokal—dalam mendukung misi nasional pencegahan stunting dan penguatan generasi Indonesia Emas 2045.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI