11,5 Juta Anak Indonesia Alami Kekerasan, Gerakan Tari Kreatif Ini Bisa Tingkatkan Perlindungan Diri

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 24 Juli 2025 | 11:06 WIB
11,5 Juta Anak Indonesia Alami Kekerasan, Gerakan Tari Kreatif Ini Bisa Tingkatkan Perlindungan Diri
Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual, Joyday Ajak Edukasi Perlindungan Diri Lewat Cara yang Seru (Dok. Joyday)

Suara.com - Di balik tawa dan keceriaan masa kecil, tersimpan kenyataan yang mengkhawatirkan: anak-anak di Indonesia masih rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual. 

Data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 mencatat, sekitar 11,5 juta anak usia 13–17 tahun di Indonesia pernah mengalami kekerasan, baik secara fisik, verbal, hingga seksual. Fakta ini menjadi alarm keras bagi semua pihak.

Melihat kondisi tersebut, Joyday, brand es krim dari Yili Indonesia Dairy, mengambil langkah aktif dalam memberikan edukasi perlindungan diri kepada anak-anak sekolah. 

Mengusung momen Hari Anak Nasional dan Hari Es Krim Sedunia, Joyday menggelar kampanye bertema perlindungan diri di sejumlah SMP di Surabaya, Semarang, Bandung, dan Tangerang. 

Lebih dari 1.000 siswa ikut terlibat dalam gerakan tarian edukatif yang dirancang secara kreatif untuk menyampaikan pesan penting, mengenal batasan tubuh pribadi dan belajar berkata "tidak" pada sentuhan yang tidak pantas.

“Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kebaikan dan kebahagiaan keluarga Indonesia, kami ingin anak-anak bukan hanya bahagia karena es krim, tetapi juga terlindungi,” ungkap Yu Miao, Presiden Direktur Yili Indonesia Dairy.

“Melalui gerakan tarian ini, anak-anak bisa dengan mudah memahami bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Tujuan kami adalah agar anak-anak lebih sadar, lebih berani, dan lebih siap menjaga diri mereka sendiri.”

Tarian yang Mendidik dan Menyenangkan

Program edukasi yang dikemas lewat tarian ini bukan tanpa alasan. Anak-anak cenderung lebih mudah menyerap informasi melalui metode interaktif dan menyenangkan. 

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2025: 202 Warga Distrik Krepkuri Dapat Pengobatan Gratis dari TNI

Dengan koreografi sederhana namun sarat makna, anak-anak diajak mengenal bagian tubuh mana yang termasuk area pribadi, seperti dada, mulut, dan organ reproduksi, yang hanya boleh disentuh dalam kondisi medis atau oleh orang tua dalam situasi tertentu.

Selain itu, siswa juga diberi pemahaman bahwa pelecehan tidak hanya bersifat fisik. Ucapan, gambar, dan situasi yang tidak pantas juga termasuk bentuk kekerasan seksual yang harus dikenali dan dilaporkan.

“Pelecehan seksual terhadap anak sering kali luput dari perhatian karena anak tidak tahu cara merespons atau tidak memahami bahwa mereka sedang menjadi korban,” jelas Yu Miao.

Respons Positif dari Sekolah

Program edukasi ini mendapatkan sambutan hangat dari sekolah, salah satunya dari SMPN 28 Tangerang.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini. Edukasi perlindungan diri seperti ini sangat dibutuhkan, terutama di tengah meningkatnya kasus kekerasan seksual pada anak,” ujar Hj. Dedeh, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI