WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 17 Oktober 2025 | 14:20 WIB
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
Kunjungan WHO–IRCH di Jakarta. (dok. Kalbe Farma)
Baca 10 detik
  • WHO melalui IRCH memberikan apresiasi atas kemajuan Indonesia dalam pengembangan obat herbal modern.
  • Industri nasional dinilai berhasil menerapkan standar global, riset ilmiah, dan inovasi berbasis bahan alam seperti jahe merah.
  • Kunjungan WHO dan BPOM memperkuat posisi Indonesia sebagai calon pusat pengembangan obat herbal dunia.

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan apresiasi terhadap kemajuan Indonesia dalam pengembangan obat herbal modern. Melalui International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (IRCH), WHO menilai Indonesia berhasil menunjukkan komitmen kuat dalam penguatan riset, penerapan standar internasional, dan inovasi berbasis bahan alam.

Apresiasi itu disampaikan dalam kegiatan The Sixteenth Annual Meeting of the World Health Organization – IRCH yang digelar di Jakarta, serta melalui kunjungan langsung ke sejumlah industri obat herbal nasional yang dinilai mampu bersaing di tingkat global. Kunjungan tersebut turut didampingi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Salah satu perusahaan yang menjadi perhatian WHO adalah PT Bintang Toedjoe, anak usaha dari PT Kalbe Farma Tbk, yang dinilai konsisten menerapkan praktik produksi sesuai standar internasional. Seluruh fasilitasnya telah tersertifikasi Cara Pembuatan Obat Bahan Alam yang Baik (CPOBAB), serta mengantongi sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 45001.

Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Irawati Setiady, menyampaikan bahwa sinergi antara pemerintah, industri, lembaga penelitian, akademisi, dan organisasi internasional seperti WHO merupakan kunci untuk membangun masa depan kesehatan yang lebih baik.

Irawati menegaskan bahwa dukungan dari WHO dan BPOM menjadi momentum penting bagi industri herbal nasional untuk memperkuat sistem jaminan mutu, memperdalam riset, dan memperluas kontribusi terhadap pengembangan produk herbal yang aman, efektif, serta berkelanjutan.

Standar Global dan Pengakuan Internasional

Kepala WHO–IRCH, Dr. Kim Sungchol, mengatakan pihaknya mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam memajukan obat herbal modern.

“WHO–IRCH berperan sebagai platform global untuk memperkuat kolaborasi dan konvergensi regulasi di bidang obat herbal. Kami sangat menghargai komitmen Indonesia dan industrinya, khususnya dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari BPOM RI. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, Apt. Mohamad Kashuri, S.Si., M.Farm, menyampaikan apresiasi terhadap Bintang Toedjoe atas terobosan dalam membangun ekosistem jahe merah yang komprehensif—mulai dari budidaya, pengolahan, hingga komersialisasi.

Baca Juga: Suho EXO Bahas Patah Hati dan Perpisahan di Lagu Solo Terbaru 'Who Are You'

“Inisiatif ini menampilkan kolaborasi aktif antara petani, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan pemerintah. Perusahaan telah melakukan pengembangan inovatif produk berbasis jahe merah yang kini telah dipasarkan secara global,” kata Kashuri.

Ia menambahkan, WHO–IRCH juga memiliki peran penting dalam memperkuat kapasitas otoritas regulatori nasional dan mendukung integrasi obat herbal berbasis bukti ilmiah ke dalam sistem kesehatan nasional.

“Upaya ini tidak hanya memastikan mutu dan keamanan, tetapi juga mendorong pengakuan internasional terhadap produk herbal Indonesia,” imbuhnya.

Dari Kearifan Lokal Menuju Kelas Dunia

Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Fanny Kurniati, mengatakan pihaknya merasa terhormat atas kunjungan dan pengakuan dari WHO–IRCH dan BPOM RI. “Pengakuan ini menjadi bukti nyata komitmen kami menjaga standar tertinggi dalam regulasi, mutu, dan inovasi berkelanjutan demi kemajuan industri obat herbal nasional,” ujarnya.

Fanny menjelaskan, perusahaan terus mengembangkan ekosistem jahe merah terintegrasi dari hulu ke hilir — mulai dari perbenihan, budidaya bersama petani binaan, pasca panen, ekstraksi dan destilasi, hingga riset serta komersialisasi produk. Langkah ini tidak hanya menjamin pasokan bahan baku berkualitas, tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI