Suara.com - Bau mulut merupakan salah satu keluhan yang cukup sering muncul pada pengguna gigi palsu. Dalam beberapa kasus, aroma tidak sedap bukan hanya disebabkan oleh kebersihan yang kurang optimal, tetapi juga faktor stabilitas gigi tiruan.
Kajian prostodonsia yang dipublikasikan melalui Indonesian Journal of Prosthodontics menjelaskan bahwa denture stomatitis, kondisi peradangan jaringan mulut akibat penggunaan gigi tiruan lebih berisiko terjadi ketika terdapat celah antara gusi dan gigi palsu. Celah tersebut dapat menjadi tempat sisa makanan terselip, yang pada akhirnya memicu perkembangan bakteri penyebab bau mulut.
Seorang dokter gigi umum di Jakarta mengungkapkan bahwa stabilitas gigi palsu berperan penting pada kenyamanan sehari-hari.
“Jika gigi tiruan tidak pas atau terlalu longgar, sisa makanan lebih mudah masuk dan menyebabkan aroma tidak nyaman. Ini sering membuat pasien merasa kurang percaya diri saat berbicara,” jelasnya.
Penjelasan ini sejalan dengan banyak keluhan pengguna yang merasa perlu menjaga jarak atau membatasi interaksi sosial karena takut aroma mulut muncul saat berbicara atau tertawa.
Untuk membantu mengurangi masalah tersebut, sebagian pengguna memilih menggunakan perekat gigi palsu yang dapat membantu mengurangi celah. Salah satu produk yang digunakan adalah Hogident, perekat gigi palsu lokal dengan Improved Formula yang memberikan daya rekat hingga 20 jam. Stabilitas ini membantu meminimalkan masuknya sisa makanan ke area celah sehingga pengguna merasa lebih nyaman sejak pemakaian awal.
Agar kualitasnya terjaga, produk perekat gigi tiruan sebaiknya disimpan pada suhu ruangan, dan kemasan ditutup rapat setelah digunakan untuk mempertahankan formulanya. Hogident juga telah tersertifikasi Halal, memiliki izin edar Kemenkes, dan mendapat kepercayaan dari banyak dokter gigi serta kreator konten yang aktif memberikan edukasi terkait kesehatan mulut.
Dengan stabilitas yang lebih baik, pengguna dapat berbicara, tersenyum, dan beraktivitas tanpa rasa khawatir berlebihan terkait bau mulut akibat celah gigi palsu. Pendekatan edukatif dan penggunaan produk pendukung yang tepat diharapkan dapat membantu pengguna mendapatkan pengalaman yang lebih nyaman dan percaya diri dalam kegiatan sehari-hari.***
Baca Juga: 5 Tips Menjaga Napas Tetap Segar Selama Puasa, Bye Bau Mulut!