Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 29 Oktober 2025 | 15:05 WIB
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
Ilustrasi anak TK, PAUD (Unsplash/Yannis H)
Baca 10 detik
  • Berpikir komputasional, kemampuan logis dan sistematis, penting di era AI. 
  • Bukan hanya coding, tapi melatih pola pikir terstruktur sejak dini lewat aktivitas sehari-hari.

Suara.com - Dalam dunia yang dipenuhi teknologi, kemampuan berpikir logis dan sistematis kini menjadi keterampilan hidup baru yang tak kalah penting dari membaca atau berhitung. Anak-anak yang mampu mengamati pola, memecah masalah besar menjadi langkah kecil, dan menemukan solusi kreatif akan lebih siap menghadapi dunia yang berubah cepat, sebuah kemampuan yang dikenal sebagai berpikir komputasional.

Pendekatan ini bukan tentang mengajarkan anak menulis kode komputer, melainkan membantu mereka membangun pola pikir terstruktur dalam keseharian. Saat anak belajar menyusun balok, menebak urutan cerita, atau mencari cara baru menyelesaikan permainan, mereka sebenarnya sedang berlatih cara berpikir yang sama dengan dasar logika komputer.

Kemampuan berpikir seperti ini diyakini menjadi fondasi penting di era kecerdasan buatan (AI). Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Non-Formal, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI Suparto, menyebut bahwa penguasaan berpikir komputasional sejak usia dini merupakan langkah strategis untuk menyiapkan generasi muda yang mampu beradaptasi dengan tantangan masa depan.

“Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar. Peran guru PAUD sangat strategis untuk menanamkan fondasi berpikir komputasional sejak dini — kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kreatif yang menjadi dasar memecahkan masalah kompleks di berbagai bidang,” ujarnya.

Berpikir Logis Lewat Aktivitas Sehari-hari

Pendekatan berpikir komputasional dapat diterapkan tanpa perangkat digital. Felicia Hanitio, Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, menjelaskan bahwa kegiatan sederhana seperti cuci tangan atau bermain lompat karet bisa menjadi sarana untuk melatih kemampuan anak memecah urutan dan menghubungkan sebab akibat.

“Berpikir komputasional bukan kurikulum baru, melainkan proses berpikir terstruktur yang bisa dibangun lewat kegiatan sehari-hari. Pengalaman dari Kudus dan Sumbawa Barat menunjukkan, penerapan yang konsisten meningkatkan kemampuan kognitif, sosial-emosional, dan fisik motorik anak,” tuturnya.

Pendekatan ini menekankan pentingnya cara guru memberi contoh dan mengajukan pertanyaan yang memancing anak untuk berpikir kritis. Dengan begitu, anak tidak hanya menghafal langkah, tetapi memahami mengapa sesuatu dilakukan dengan cara tertentu.

Kudus dan Sumbawa Barat Jadi Contoh

Baca Juga: Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital

Sejak 2023, dua daerah di Indonesia menjadi pelopor penerapan konsep berpikir komputasional pada pendidikan usia dini: Kabupaten Kudus dan Kabupaten Sumbawa Barat.

Di Kudus, lebih dari 700 guru dan kepala sekolah dari 211 PAUD telah mengintegrasikan pendekatan ini dalam pembelajaran melalui dukungan Bakti Pendidikan Djarum Foundation. Sementara di Sumbawa Barat, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) memfasilitasi 135 guru dari 29 PAUD dengan pendampingan serupa.

Mempersiapkan Pelatih dari 15 Provinsi

Upaya memperluas dampak dari dua daerah perintis itu menjadi latar belakang diadakannya Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD, yang berlangsung di Kudus, Jawa Tengah, pada 27–31 Oktober 2025.

Pelatihan ini diikuti 38 calon pelatih dari 15 provinsi di Indonesia, melibatkan guru dan kepala sekolah PAUD, serta didampingi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, Djarum Foundation, Amman Mineral, dan Inspirasi Foundation.
Para peserta tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga praktik langsung di empat PAUD percontohan yang telah lebih dulu menerapkan metode ini.

Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyambut baik kolaborasi lintas lembaga tersebut. “Kerjasama ini sangat baik antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Belajar Guru Kudus, Djarum Foundation, Amman Mineral, dan Inspirasi Foundation. Semoga dapat menjadi program berkelanjutan,” ujarnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI