"Ketika PAN dan juga PPP memunculkan narasi Ganjar-Erick dan kemudian Ganjar-Sandi, maka seolah-olah kemudian itu menjadi warning bagi Golkar sendiri untuk mengatur ulang skema koalisi, karena yang diharapkan Golkar tentu sesuai amanat Munas tentu memunculkan Pak Airlangga sebagai kontestan baik capres maupun cawapres di Pilpres 2024 mendatang," tutur Ahmad.
Maka, kata dia, yang bisa dilakukan oleh Golkar dengan tidak disiplinnya PAN dan PPP, maka perlu ada penjajakan dan komunikasi untuk membuka ruang potensi koalisi baru. Sehingga membuka kemungkinan ada alternatif ke depan.
Kemudian kedua, menurut Ahmad, terkait basis data. Di mana dari sejumlah survei, ada kecenderungan, meski tidak mayoritas tetapi cukup besar, basis pemilih loyal Golkar justru memilih Anies Baswedan.
"Tentu hal ini perlu didiskusikan bahkan diperdebatkan," kata Ahmad.
Ahmad berasumsi yang menyebabkan itu adalah banyaknya aktivis dari Golkar termasuk dalam struktur Golkar, mereka berasal dari jaringan HMI. Oleh karena itu, KAHMI sendiri menjadi elemen yang cukup lengkap memberikan dukungan kepada Anies, dan besar kemungkinan kemudian termanifestasikan kepada sel-sel politik yang berada di dalam struktur Golkar itu sendiri.
"Pertanyaannya sekarang, apakah Golkar mau menerima menjadi sebagai partai pendatang. Karena bagaimanapun juga piagam Koalisi Perubahan sudah ditandatangani tiga partai. Kalau kemudian masuk, maka Golkar sifatnya menjadi makmum, nah dari Golkar selama ini berusaha menjadi imam, apakah kemudian ini Golkar siap menjadi makmum dalam konteks koalisi, kita cermati ke depan," tutur Ahmad.
Respons Golkar
Masih dalam diskusi yang sama di kanal Yotube CNN Indonesia, Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, menjadi sesuatu yang wajar Ketum Golkar memenuhi undangan di bulan Ramadan yang penuh berkah. Apalagi di acara itu hadir sosok senior Golkar yakni Jusuf Kalla.
Terkait apakah ada komunikasi politik selain sekadar berbuka puasa bersama antara Airlangga dengan Koalisi Perubahan. Doli memandang pertemuan itu masih dalam koridor yang disepakati dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Baca Juga: Survei Terkini Indikator Politik: Prabowo Menguat, Anies-Ganjar Melemah
Ia memaparkan sesama anggota KIB sudah saling sepakat membangun kebersamaan untuk visi Indonesia lima tahun ke depan. Kemudian sepakat saling menghargai kedaulatan masing-masing partai, termasuk di dalamnya setiap partai politik bisa membangun komunikasi dengan elite manapun dari parpol manapun.
Ketiga adalah kesepakatan tentang siapa paket capres-cawapres yang kemudian bakal dibicarakan secara bersama-sama.
"Ini pertemuan (Airlangga di NasDem Tower) menurut saya masih dalam koridor kesepakatan tadi," ucap Doli.
Lantas apakah Golkar tertarik ke koalisi Anies?
"Kan kita sekarang, yang kita punya adalah KIB, tentu kita berharap koalisi ini makin besar, makin bagus, terus berupaya mengundang parpol lain bisa bergabung, itu yang dimaksud koalisi besar," jawab Doli.