Selain itu, Hendro juga banyak menempuh pendidikan tinggi lain dan berhasil memperoleh banyak gelar. Di antaranya sarjana bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM).
Hendro juga memiliki gelar Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, hingga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina.
Dari semua gelas pendidikan yang ia peroleh, mertua Andika Perkasa itu juga memperoleh gelar Guru Besar Intelijen, yang merupakan satu-satunya dan pertama di dunia.
Keberhasilannya mendapatkan gelar tersebut kemudian mencatatkan namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2014.
Karier di Militer
Barangkat dari dunia militer, Hendro pernah dipercaya untuk memegang sejumlah jabatan strategis. Salah satunya menjadi Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri di Kopassus.
Sejak itulah kariernya moncer di militer, ia banyak diminta untuk mengisi sejumlah jabatan penting, mulai dari Komandan Detasemen Tempur 13, Danrem 043/Garuda Hitam Lampung, Panglima Kodam Jayakarta hingga menjadi Komandan Kodiklat TNI AD pada 1996.
Duduk di pemerintahan
Selain berkarier di militer, Hendropriyono juga memiliki rekam jejak di pemerintahan. Sejumlah jabatan yang pernah ia pegang. Termasuk Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia pada periode 1996-1998.
Kemudian dua kali ia menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan, yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.