Suara.com - Media sosial X (dulunya Twitter) mendadak heboh membicarakan isu bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo kan dipasangkan dengan Prabowo Subianto.
Mengenai itu, Ganjar mengakui peluang dirinya dipasangkan dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 masih mungkin terjadi. Mantan Gubernur Jawa Tengah ini juga tidak sependapat bahwa kandidat bakal cawapres sudah mengerucut pada satu nama, yakni Menko Polhukam Mahfud MD.
Sebagai informasi, Ganjar dan Prabowo berada di kubu koalisi yang berbeda. Ganjar diusung oleh PDIP sebagai bakal capres 2024. Sedangkan Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Maju yang terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat.
Lantas, seperti apakah beda rekam jejak Ganjar vs Prabowo yang diisukan mau dipasangkan jadi capres-cawapres?
Rekam Jejak Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo merupakan politisi yang lahir di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada 28 Oktober 1968. Ia merupakan kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Mulanya ia menjadi simpatisan, sampai akhirnya mulai bergabung dengan PDIP pada zaman Orde Baru
Mengenai pendidikan, Ganjar berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Di sana, ia juga terlibat aktif dalam berorganisasi. Salah satunya bergabung dengan Mahasiswa Justicia Club atau Majestic-55 yang bergerak di bidang alam dan lingkungan.
Ganjar juga aktif mengikuti organisasi Gedek atau Gerakan Demokrat Kampus. Organisasi itu kemudian yang mengantarkannya dekat dengan seorang politisi PDIP, yakni Mbah Tardjo atau Soetardjo Soerjogoeritno.
Baca Juga: Profesinya Disinggung Ganjar, Ini Prestasi Najwa Shihab Sebagai Jurnalis
Ia memulai kariernya di dunia politik dengan menjadi anggota DPR periode 2004-2009. Kala itu, Ganjar masuk dalam Komisi IV dari Fraksi PDIP, yang berfokus pada bidang Perkebunan, Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan.
Pada 2007 hingga 2009, Ganjar kemudian dipercaya menjadi Ketua Pansus RUU tentang Partai Politik di DPR. Kariernya di Senayan terus berlanjut setelah Pemilu Legislatif 2009, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR.
Dalam periode tersebut, awalnya Ganjar tidak lolos ke Senayan. Namun ia didapuk menjadi anggota Komisi IV untuk menggantikan politisi PDIP Jakob Tobing. Jakob ditunjuk menjadi duta besar untuk Korea Selatan oleh Presiden RI Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat.
Pada periode 2009-2013, Ganjar kembali ditugaskan di Komisi II DPR. Sosoknya terpilih menjadi wakil ketua Komisi III yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri, Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Reformasi Birokrasi, Pemilu, Pertanahan dan Reformasi Agraria.
Ganjar juga pernah ditunjuk menjadi Pansus Angket Bank Century di DPR, serta menjadi anggota Timwas Century di DPR sampai tahun 2013.
Selama sepuluh tahun lamanya berkiprah di Senayan, Ganjar kemudian melanjutkan jejak kariernya di dunia politik dengan menjadi Gubernur Jawa Tengah. Saat itu ia dipasangkan dengan Heru Sudjatmoko.