Suara.com - Belakangan ini kata 'gimmick' masih ramai menjadi perbincangan. Kata ini juga cukup populer di tengah masyarakat, terutama anak muda.
Kendati demikian, istilah gimmick bukanlah kata yang digunakan dalam obrolan sehari-hari. Namun, nyatanya saat ini semakin banyak bahasa gaul yang kerap diucapkan anak muda dan dengan sangat cepat menjadi tren di media sosial.
Biasanya, kata ini ditujukan kepada publik figur yang ingin menarik perhatian masyarakat. Terkadang istilah ini pun kerap diasumsikan sebagai hal yang negatif.
Istilah gimmick ini mulai ramai bersliweran usai memasuki bulan-bulan politik. Pada bidang ini juga biasa dikenal sebagai politik gimmick.
Menurut Dr. Tengku Murphi Nusmir, politik tanpa gimmick kurang menarik. Bentuk gimmick dalam politik pun sangat beragam, tak hanya dari sisi program kerja pemerintah saja.
Misalnya jika seorang pejabat memakai fashion yang ramai dikenakan oleh anak muda. Biasanya hal ini sangat ampuh untuk menarik perhatian mereka.
Contoh lain dari politik gimmick yang ramai menjadi sorotan belakangan ini adalah julukan 'gemoy' yang menempel pada capres no.2 yakni Prabowo Subianto.
Siapa sangka dalam gimmick ini ternyata para generasi muda yang menjadi sasaran empuk. Berikut ulasannya.
Efek Kata Gemoy Ke Elektoral Prabowo
Baca Juga: Siapa Agos Gemoy, Tiktoker yang Copot Stiker Caleg NasDem di Rumahnya Sendiri
Menurut Denny JA, survei LSI baru saja selesai untuk bulan November 2023. Data menunjukkan peningkatan dukungan kepada Prabowo dari kalangan milenial, yaitu pemilih muda yang lahir setelah tahun 1982.