Sepak terjangnya dalam dunia politik tentu sudah tidak diragukan lagi. Namun, beriringan dengan hal itu tentu keponakan Gus Dur ini tak luput dari kontroversi.
Salah satunya adalah soal perpecahan dengan Gus Dur di Internal PKB. Diketahui, kala itu terjadi konflik perebutan kekuasaan antara Cak Imin dan Gus Dur pada saat gelaran Muktamar Nahdlatul Ulama tahun 2005 yang memilih Cak Imin sebagai Ketua Umum yang baru.
Namun, Cak Imin sempat diberhentikan pada 2008 karena dirasa telah melakukan manuver politik oleh Gus Dur, yang kemudian digugat Cak Imin di pengadilan.
Akibatnya, peristiwa ini memecah belah internal partai menjadi dua kubu dan saling serang setiap awal pemilu. Putri Gus Dur, Yenny Wahid menilai Cak Imin telah melakukan pengkhianatan terhadap Gus Dur yang membesarkannya. Yenny sempat mengatakan bahwa Gus Dur sebelum wafat menulis pesan untuk mengganti Cak Imin.
Selain itu, kontroversi yang menyeret Cak Imin adalah soal usulan penundaan Pemilu 2024. Kala itu ia mengusulakn dengan alasan ekonomi masyarakat yang belum pulih dan anggaran negara yang habis untuk penanganan pandemi.
Tentu saja usulannya itu mendapat banyak kritik mulai dari akademisi dan elite partai. Menurut Ketua Direktur Eksekutif IndoStrategic, Umam mengatakan bahwa Cak Imin hanya sedang mengulur waktu untuk meningkatkan elektabilitasnya sebelum pemilu.
Kontroversi lainnya nama cawapres nomor urut satu ini diduga terlibat korupsi pengucuran dana proyek Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) senilai Rp 1,5 miliar yang ditemukan petugas KPK di sebuah kardus durian.
Gibran Rakabuming Raka
Menjadi Cawapres termuda di Pilpres 2024 juga bisa dianggap sebagai prestasi Gibran Rakabuming Raka. Meski banyak sekali polemik selama proses pencalonannya.
Baca Juga: Penjelasan Bahlil Usai Viral Kerah Jaketnya Ditarik Prabowo: Saya Juga Kaget!
Sebelum terjun ke dunia politik, Gibran dikenal sebagai putra sulung Presiden Jokowi yang memiliki ragam usaha mulai dari bidang kuliner hingga teknologi.