Selanjutnya, GNB menilai SBY memiliki harapan yang sama yakni transisi kepemimpinan ini akan dijadikan momentum untuk menjaga martabat Indonesia.
"Setiap calon pemimpin perlu membimbing pendukungnya agar tetap menjaga semangat kebangsaan dan tidak terjebak pada semangat sesaat atau sekelompok saja," jelas GNB.
Yang keempat, GNB juga mengaku memiliki kesamaan dengan SBY bahwa pemimpin negara harus berlaku adil dan mengedepankan kepentingan masyarakat.
Terakhir, GNB dan SBY bersepakat transisi kepemimpinan Indonesia harus berada dalam koridor demokrasi.
"Para sesepuh bangsa perlu terus menyampaikan seruan etis dan membuka ruang-ruang dialog kepada semua para pemangku kepentingan utama," ungkap GNB.
Sebelumnya diberitakan, GNB mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jakarta, pada Kamis (11/1/2024).

Hadir dalam pertemuan itu, Shinta Nuriyah, Alissa Wahid, Quraish Shihab dan Lukman Hakim, Makarim Wibisono, KH Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid, Pendeta Gomar Gultom, Karlina Rohima Supelli serta Ign. Kardinal Suharyo.
Dalam pertemuan itu, GNB berpesan kepada Ma'ruf agar pemerintah berlaku adil.
"Kekuasan eksekutif diamanatkan dan diwajibkan berlaku adil dan menjadikan kemaslahatan publik sebagai kebajikan tertinggi. Begitu pula untuk para pemimpin pada cabang kekuasaan legislatif dan yudikatif," jelas GNB dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/1/2024).
Baca Juga: Adu Jejak Politik Keluarga Jokowi vs SBY vs Megawati: Siapa Si Paling Dinasti Politik?
Selain itu, GNB meminta agar Pemilu 2024 dilaksanakan demi kepentingan masyarakat.