Menganggapi hal ini, pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo mengatakan kalau dalam debat saling serang tidak masalah. Asal perkataannya berhubungan dengan konteks yang dibahas.
"Pertanyaan-pertanyaan itu kadang memang dibuat sengaja untuk membuat lawan agar mencari titik lemahnya," ungkapnya.
"Saya kira personal atau enggak itu relatif. Orang bisa mengatakan itu personal, tapi masih ada bahasan signifikan. Katakanlah Pak Prabowo waktu itu diserang oleh tanah dan dikaitkan dengan prajurit misalnya. Ya, Pak Prabowo cukup menjawan persoalan prajuritnya saja," imbuhnya.
Sang pengamat juga meminta agar pernyataan-pernyataan dalam debat jangan terlalu dibawa perasaan.
"Jangan terlalu ditarik dalam perasaan-perasaan baper yang kemudian membuat kita emosi," tuturnya.
Serangan dalam debat mungkin tak akan elok jika sudah masuk ke ranah fisik. Namun, pada debat kemarin menurut Suko masih wajar dan lagi-lagi kembali pada fungsi debat itu sendiri.
Seperti yang diketahui, kalau fungsi debat adalah untuk mempromosikan diri sendiri. Maka dari itu, taktik menyerang, memuji, dan mengkritisi tidak dilarang.