Suara.com - Co-Captain Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Thomas Lembong mempertanyakan kebijakan Pemerintah yang mau menaikkan pajak hiburan dari 40 sampai 75 persen. Ia menyebut keputusan ini terkesan mau menciutkan industri kreatif.
Thomas mengatakan, pajak dengan presentase besar seharusnya dikenakan pada aspek yang memang ingin dikurangi tingkat konsumsinya. Misalnya seperti kendaraan bermotor agar mengurangi polusi udara dan kemacetan.
"Kebijakan atau paradigma pajak yang rasional itu adalah kita harus pajakin hal-hal yang ingin kita kurangi," ujar Thomas dalam acara diskusi di Markas Timnas AMIN, Jumat (19/1/2024).

Kemudian, pemerintah juga bisa menerapkan pajak pada obyek yang bisa memicu dampak buruk bagi publik apabila pemanfaatannya berlebihan. Ia mencontohkan seperti konsumsi yang mengandung gula.
"Gula di makanan dan minuman manis yang memicu penyakit diabet, memicu obesitas itu kan sebuah aspek konsumtif yang membawa dampak negatif bagi publik. Nah itu yang harus kita pajak-in," jelasnya.
Sebaliknya, jika pemerintah ingin menumbuhkan obyek tertentu maka seharusnya dikenakan pajak yang kecil. Dalam hal ini, industri hiburan dianggapnya sebagai obyek yang harus didukung pemerintah agar bisa berkembang.
"Pertanyaannya adalah sektor hiburan adalah sesuatu yang ingin kita hidupkan atau ciutkan? Menurut saya sih, sektor hiburan itu bagian dari ekonomi kreatif, di mana itu ada jutaan pelaku dan justru itu salah satu sektor yang berkembang," ucapnya.
Oleh karena itu, ia menganggap kebijakan Pemprov ini tidak rasional karena hanya akan mengancam keberlangsungan para pelaku industri hiburan.
"Kita menghantam sektor yang justru banyak menyediakan lapangan kerja, banyak memperlihatkan sukses saat ini dan kalau digempur dengan pajak bagi saya kok kurang rasional ya," pungkasnya.
Baca Juga: NasDem Klaim Penampilan Anies di Debat Capres Malah Menambah Dukungan
Sandiaga soal Pajak Hiburan Naik