UAS mengatakan, pilpres adalah ajang memilih pemimpin yang merupakan manusia biasa bukan memilih malaikat yang tanpa dosa.
"Saya begini memilih mudarat teringan. Kita ini yang mau kita pilih bukan malaikat. Tapi memilih mudarat teringan," ujar dia.
Dalam menentukan pilihan, UAS tidak ujug-ujug begitu saja. Ia mengaku sudah mempelajari siapa capres yang mudaratnya paling ringan.
"Saya sudah dengar, saya sudah tengok, saya kenal, saya putuskan," ucapnya.
Walau dirinya bukan orang partai politik dan juga bukan juru kampanye, sebagai warga negara UAS mengaku berhak untuk memilih dan memihak.
Perkara orang tidak suka dengan pilihannya, UAS tak peduli. Sebab yang penting baginya adalah sudah berbuat yang terbaik.
Ia pun menegaskan bahwa dalam Pilpres bukan memilih pemimpin terbaik seperti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
"Kita bukan memilih pemimpin terbaik seperti nabi, Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali tapi supaya mencegah dari orang zalim. begitu pemahamannya," tegas UAS.
Baca Juga: Ajak Anak Istri Kampanye Di Ternate, Anies Dijamu Kopi Kedaton: Rempah Yang Bawa Eropa Ke Nusantara