Suara.com - Capres nomor 01, Anies Baswedan menggunakan bahasa isyarat yang mempunyai arti “waktunya perubahan”. Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 melakukan hal itu sebelum mengucapkan visi dan misi di awal Debat Capres kelima di Jakarta Convention Center, Minggu, (4/2/2024).
Anies yang tampil memakai jas lengkap dengan dasi, kopiah, dan celana bahan berwarna hitam, langsung menunjuk jam yang dipakainya dengan menggunakan telunjuk tangan kanan sebelum tampak memutar kedua tangan.
Setelah itu, Anies baru memulai memaparkan visi dengan mengucapkan salam lebih dulu.
"Selamat malam ibu, bapak, saudara-saudara sebangsa setanah air yang saya cintai," ujar Anies ketika membuka pernyataan.
Anies langsung membuka pernyataan terkait jargon perubahan yang selama ini menjadi perjuangan dirinya yang diusung tiga partai seperti Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partwi Kebangkitan Bangsa (PKB).
Anies memaparkan persoalan utama bangsa ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan.
"Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa luar Jawa, kaya dan miskin, desa dan kota, pendidikan umum dan agama,l, pendidikan kejuruan dan teknis," katanya.
Hal itu semua kata dia adalah masalah teknis. Secara khusus dia menekankan akan frasa ketimpangan yang sedang terjadi yang membahayakan.
"Bahkan segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian Indonesia. Ketika republik ini didirikan, 60 orang anggota BPUPKI mereka adalah orang-orang terdidik, mereka adalah kaum privilege. Mereka mendirikan republik untuk semua bukan mendirikan republik untuk golongan yang ataupun keluarganya," ujarnya.
Baca Juga: Prabowo Subianto Sengit Berdebat Program Internet Gratis Ganjar Pranowo: Itu Juga Penting!
Anies kembali menekankan situasi yang sedang terjadi jauh dari cita-cita pendiri republik ini.