Suara.com - Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Bekasi Timur, Gregi Thomas tak kuasa menahan tangis saat menceritakan apa yang dilakukan oleh Ketua PPK Bekasi Timur, M Lukman terhadap aplikasi Sirekap.
Gregi menyebut Lukman tiba-tiba membekukan Sirekap setelah beberapa hari sebelumnya ada ketidaksinkronan jumlah suara.
Baca Juga:
Persaingan PDIP di Dapil Neraka Jakarta: Suara Once Mekel Tackel Eriko hingga Masinton
Siti Atikoh Ungkap Omongan Ganjar soal Urusan Ranjang yang Membuatnya Makin Cinta
Bukan Ridwan Kamil, Gus Miftah Sebut Sosok Ini Kandidat Terkuat Jadi Gubernur Jabar, Ini Alasannya
Awalnya, Gregi buka suara mengenai dugaan penggelembungan suara caleg DPRD Kota Bekasi di Dapil 1 Bekasi Timur-Bekasi Selatan.
Gregi menerangkan bahwa, aplikasi Sirekap terbagi dua yakni untuk yang utama dan anggota.
Ketua PPK memiliki keleluasaan karena memegang kendali penuh pada aplikasi Sirekap utama. Sementara dirinya bersama anggota lain tidak memiliki akses untuk itu.
Baca Juga: Suara PSI Mendadak Tembus 3 Persen di Pemilu 2024, Jokowi Angkat Tangan
"Untuk aplikasi inti itu dipegang ketua PPK," terang Gregi dalam sebuah video yang diunggah akun X @ZulkifliLubis69 dikutip Senin (4/3/2024).
Kemudian, Gregi menerangkan, proses Pemilu 2024 di wilayahnya berlangsung lancar hingga pleno usai pencoblosan.
Akan tetapi, selang dua hari kemudian mulai ada yang ganjal pada suara yang diinput ke dalam Sirekap.
Ia mengetahui adanya ketidakcocokan antara hasil pleno dengan data yang dilihat pada Sirekap.
"Kejadian ini terjadi ketika memang setelah pelaksanaan pleno selesai dua hari itu terjadi ketidaksinkronan makanya nongol warna merah (tanda data tidak sesuai)," terangnya.
Gregi menyebut sosok Lukman selaku ketua PPK juga menghilang usai pencoblosan. Awalnya sempat mengaku sakit, namun pada hari berikutnya juga tidak nampak tanpa diketahui alasannya.