"Masalahnya apakah bersedia PDIP jadi wakilnya PKS? Kan begitu," ungkap Suswono.
Lantaran ketidakpastian koalisi, PKS akhirnya memilih bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang kemudian menawarkan kursi wakil gubernur bagi kader PKS.
"Kenapa pada akhirnya kita bergabung ke KIM Plus? Karena memang ada tawaran dari KIM bahwa wakilnya Pak Ridwan Kamil dari PKS," jelasnya.
Syarat Ridwan Kamil
Tawaran tersebut datang bersamaan dengan syarat dari Ridwan Kamil yang bersedia maju di Pilkada Jakarta, asalkan wakilnya berasal dari PKS. Setelah itu, muncul proses diskusi di internal PKS, sebab awalnya yang diusulkan nama Ahmad Saikhu.
"Cuma Pak Saikhu sedang mengurus urusan Pilkada Se-Indonesia. Jadi kami yang keberatan," katanya.
Setelah melalui proses diskusi yang intens, akhirnya nama Suswono yang diajukan untuk mendampingi Ridwan Kamil.
"Dan Pak Prabowo setuju. Kemudian partai-partai lain juga mendukung semuanya. Ya, jadilah akhirnya S-nya bukan Sohibul Iman, bukan Saikhu, tapi Suswono."
Suswono kemudian menegaskan bahwa majunya dia mendampingi Ridwan Kamil bukan atas dasar ambisi pribadi. Sebab, dia mengaku hanya mengikuti prinsip 'Sami’na Wa Atho’na' —mendengar dan melaksanakan perintah partai.
Baca Juga: Elektabilitas Berbeda Jauh, Begini Cara Kerja Survei Pilkada Jakarta yang Bisa Beda Hasil
"Saya sama sekali bukan (ambisi) karena ini perintah partai. Nggak ada di PKS ini, kalau sudah ditunjuk ditanya bersedia atau tidak."