Amankah Perempuan Hamil Menyetir?

Esti Utami Suara.Com
Senin, 21 Juli 2014 | 13:28 WIB
Amankah Perempuan Hamil Menyetir?
Mengemudi sendiri adalah pilihan teraman bagi perempuan hamil. (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mengemudi, mungkin satu hal biasa bagi bayak perempuan. Tetapi mengemudi saat hamil, apakah aman? Ada dua pendapat berbeda tentang hal yang satu ini.

Kelompok pertama, berpendapat menyetir sendiri adalah cara paling aman melakukan perjalanan selama kehamilan. Karena dengan mengemudi sendiri, semua ada dalam kendali mereka. Namun banyak juga yang menentang, karena secara fisik perempuan hamil kurang memungkinkan untuk mengemudi.

Untuk menentukan apakah mengemudi pada perempuan hamil aman atau tidak, baiklah kita urai satu per satu beberapa faktor berikut ini.

Tahap awal kehamilan.
Pada tahap awal kehamilan, banyak perempuan yang mengalami morning sickness, pusing atau mual. Mengemudi dalam kondisi seperti ini tentu menjadi pertarungan yang tak mudah. Jadi, Anda perlu memasukan gejala trimester pertama dalam pertimbangan sebelum masuk ke kursi pengemudi.

Usia kehamilan tahap lanjut.   
Meskipun gejala morning sickness di trimester kedua dan ketiga sudah hilang, Anda akan mulai mengalami penambahan berat badan, dan dalam banyak kasus penambahan berat badan ini tergolong luar biasa. Ini akan menjadi masalah tersendiri di belakang kemudi.

Kaki bengkak.
Banyak perempuan mengalami kaki bengkak atau bahkan varises saat hamil, karena meningkatnya volume darah dalam tubuh. Jadi, jika kaki Anda bengkak atau Anda memiliki kram otot, maka mengemudi selama kehamilan bisa sangat tidak nyaman.

Tekanan darah.
Jika Anda memiliki kondisi khusus seperti tekanan darah rendah atau tinggi, disarankan untuk tidak mengemudi selama kehamilan. Jika tekanan darah Anda flutuatif, Anda perlu mencari cara lain ketika harus melakukan perjalanan selama kehamilan.

Kehamilan risiko tinggi?
Jika dokter menyebut kehamilan Anda "berisiko tinggi" maka Anda tak boleh membantah, jangan mengemudi sampai melahirkan! Risiko tinggi termasuk kondisi seperti plasenta dataran rendah, plasenta yang lemah, diabetes gestasional dan lain sebagainya.

Kurangnya pilihan.
Ketika kita menyarankan perempuan untuk berhenti mengemudi selama kehamilan, maka kita perlu melakukan cek realitas apa saja pilihan yang tersedia untuk perempuan hamil. Traveling selama kehamilan harus dilakukan sangat hati-hati. Jika transportasi umum seperti bus, kereta api dan taksi tidak menawarkan pilihan yang aman, maka mengemudi adalah pilihan yang relatif lebih aman dan nyaman untuk bepergian.

Jadi, kesimpulannya mengemudi selama kehamilan diizinkan untuk perempuan tetapi hanya pada kondisi khusus. (boldsky.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI