"Per-peran" di Pamekasan Lain lagi di Pamekasan. Masyarakat setempat merayakan Lebaran Ketupat ini dengan menggelar "per-peran" yakni tradisi naik kendaraan bernomor di jalan desa itu sekeluarga dan diikuti oleh semua warga desa.
Tradisi "Per-peran" biasa digelar warga pesisir pantai selatan Pamekasan yakni warga yang tinggal di sepanjang pantai Tlanakan Kabupaten Pamekasan hingga pantai Camplong, Kecamatan Camplong, Sampang.
Di Pamekasan ada tiga desa yang warganya biasa menggelar tradisi "Per-peran" pada Lebaran Ketupat, yakni warga Desa Ambat, Kramat dan warga Desa Bandaran, Kecamatan Tlanakan.
Selain di tiga desa itu, tradisi "Per-peran" juga biasa digelar warga Desa Tanjung, Kecamatan Camplong, Sampang, yang berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan.
Awalnya, tradisi naik kendaraan bermotor yang biasa digelar masyarakat pesisir pantai selatan Pamekasan ini dikenal dengan tradisi "Kar-dokaran". Sebab kendaraan yang digunakan adalah dokar.
Namun, seiring dengan perkembangan transportasi modern dan kendaraan tradisional itu kini mulai punah, maka warga berani naik becak, yang oleh masyarakat di setempat disebut "Per", sehingga kemudian terbentuk istilah "Per-peran".
Meski tradisi merayakan Lebaran itu sudah dikenal dengan nama "Per-peran" dengan naik becak di jalan-jalan desa bersama keluarga. Namun sebagian warga pesisir ini masih ada yang memiliki kendaraan tradisional dokar, tapi jumlahnya terbatas.
"Tradisi 'per-peran' di sini sudah berlangsung sejak dulu. Sejak muda, saya sudah mengetahui ada tradisi seperti itu," kata tokoh pemuda di Desa Tanjung, Husnol Yadi.
Ritual Bagi sebagian warga Madura, Lebaran Ketupat tidak hanya identik dengan tradisi, tetapi juga ada mempercayai mengandung keutamaan.
Baca Juga: Ini Tradisi Lebaran di 5 Negara Berpenduduk Mayoritas Non-Muslim
Menggelar Ritual Tertentu
Lebaran Ketupat atau Lebaran pada Hari Ketujuh bulan Syawal tahun Hijriah ini dipercaya oleh sebagian warga sebagai hari bertuah, sehingga tidak jarang warga menggelar ritual tertentu.
Seperti yang digelar para nelayan di pesisir Pantai Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan dan nelayan di Pantai Sreseh, Kecamatan Sreseh, Sampang.
Di hari Lebaran Ketupat ini, warga di pesisir di dua kabupaten itu justru menggelar ritual "rokat tasek" yakni ritual yang digelar nelayan untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa agar rizki tangkapan ikan mereka bisa melimpah.
Para nelayan ini juga melakukan larung sesajen ke tengah laut, dengan iringan musik saronen dan diantar oleh semua perahu nelayan di pesisir pantai itu.
Budayawan Madura, Iskandar menilai keberadaaan berbagai jenis kegiatan tradisi yang digelar warga Madura ini menunjukkan bahwa Madura memang kaya akan tradisi dan khazanah budaya.
"Inilah sebenarnya identitas Madura yang perlu terus dilestarikan," katanya.