"Kita pakai sanitizer dan sterilzer yang mungkin nggak didapat di salon atau pangkas rambut lain. Karena saya pernah dapat cerita customer yang cuma gara-gara potong rambut dia tertular hepatitis. Itu yang coba kita jaga, hiegenitasnya," imbuhnya.
Selama tiga tahun mengemban profesi sebagai seorang barber, Enrico mengaku bahwa tantangan terbesar adalah bagaimana menghadapi customer yang beraneka ragam. Apalagi, bisnis yang dijajakinya adalah bidang jasa sehingga menjadi tugasnyalah membuat pelanggan mau kembali datang memakai jasanya.
"Kadang ada royal customer yang datang tapi nggak cukur, tapi bawa sesuatu untuk kita, itu bonus dari pelayanan kita ke customer yang sangat kita jaga," tandasnya.