Kita pun dapat menikmati beragam kuliner olahan tiram khas Pulau Miyajima, yang tersebar di sekitar Itsukushima Shrine.
Kuil Todaiji, pusat peribadatan umat Buddha
Todaiji merupakan salah satu kuil paling populer dan bersejarah di Negeri Sakura. Kuil yang dibangun pada tahun 752 ini merupakan kuil pusat peribadatan umat Buddha di Jepang.
Konon, aula utama kuil Todaiji, Daibutsuden disebut sebagai ruangan berbahan dasar kayu terbesar di dunia, betapapun ruangan ini sempat dipugar pada tahun 1692 dan hanya menyisakan dua pertiga bagian asli kuil saja.
Di aula utama pula, kita dapat melihat patung Buddha terbesar di Jepang (Daibutsu) menjulang setinggi 15 meter.
Beberapa patung berukuran kecil dan beberapa model bangunan asli tampak masih menghiasi bagian kuil yang berada di kota Nara ini.

Sementara itu, di depan kompleks kuil Todaiji, kita akan menemukan Gerbang Nandaimon, sebuah gerbang kayu berukuran besar yang diapit dua patung berperawakan garang.
Di depan gerbang pula, kita akan melihat beberapa rusa berkeliaran, penghuni Taman Nara yang tak jauh dari kuil.
Para pengunjung juga dapat memberikan rusa-rusa itu shika senbei, makanan khusus rusa yang dijual seharga 150 yen atau setara Rp 20 ribu.
Baca Juga: Tak Lazim, 3 Desa Unik di Jepang Ini Dihuni Ribuan Kucing hingga Boneka
Untuk memasuki kuil ini, kita hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 80 ribu.
Kuil Tenryuji, saksi bisu sengketa kekuasaan di Jepang

Didirikan tahun 1339 pada periode awal pemerintahan Muromachi, Kuil Tenryuji disebut sebagai kuil terbesar di kawasan Arashiyama, Kyoto, Jepang.
Konon kuil yang dinobatkan sebagai salah satu dari sekian banyak Situs Warisan Dunia UNESCO di Kyoto ini dibangun oleh seorang shogun (pemimpin) yang saat itu berkuasa, Ashikaga Takauji guna menenangkan arwah Kaisar Go-Daigo yang ia gulingkan.
Sepanjang sejarahnya, kuil kaum zen ini sempat berulang kali mengalami kebakaran dan menjadi korban perang kekuasaan di Jepang selama berabad-abad.
Sebagian besar ruangan di Kuil Tenryuji, seperti Aula utama (Hojo), ruang gambar (Shoin) dan dapur (Kuri) akhirnya dipugar kembali pada Periode Meiji (1868-1912).