Sebagai contoh, sebuah studi kecil 2010 tentang pasangan heteroseksual yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior menemukan bahwa desahan wanita yang paling keras terjadi sebelum klimaks pasangan pria mereka.
Para peneliti mengatakan ini menunjukkan bahwa setidaknya beberapa wanita mengerang "palsu" untuk membantu klimaks pasangannya.
Apakah itu buruk? Dalam beberapa kasus, ya. Lebih dari dua pertiga wanita dalam penelitian ini melaporkan desahan palsu, karena mereka merasa tidak nyaman atau bosan dengan seks.
Dibanding berkomunikasi dengan pasangan mereka tentang cara seks yang lebih menyenangkan mereka mencoba membuat seks "berjalan lebih cepat."
Sementara itu, desahan palsu saat berhubungan seks tidak selalu merupakan hal yang buruk, menurut McDevitt.
"Melakukan hal-hal yang membuat pasangan Anda merasa baik dapat membuat Anda merasa baik juga," katanya.
Artinya, jika erangan palsu membawa kesenangan pasangan Anda dan itu memberi Anda kesenangan, itu tidak selalu sama dengan mengorbankan diri.