Wamenparekraf Ungkap 3 Senjata Andalan Bangkitkan Pariwisata yang Lesu

Sabtu, 28 November 2020 | 15:05 WIB
Wamenparekraf Ungkap 3 Senjata Andalan Bangkitkan Pariwisata yang Lesu
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo. (Suara.com/Dini Afrianti)

Suara.com - Sektor pariwisata jadi salah satu yang paling terdampak setelah nyaris 10 bulan pandemi Covid-19 mendera Indonesia.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Rakornas Kemenparekraf) di Nusa Dua, Bali 26 hingga 27 November 2020 mengungkap berbagai program dan usaha untuk membangkitkan pariwisata.

"Berbagai stimulus diluncurkan pemerintah untuk sektor parekraf dalam membantu likuiditas dan safety net untuk pekerja untuk stimulus," ujar Angela dalam penutupan Rakornas, Sabtu (28/11/2020). Ia sendiri punya tiga senjaga andalan untuk membuat sektor pariwisata menggeliat. Apa saja?

1. Sertifikasi CHSE 

Di masa depan,  kesehatan masih akan jadi fokus utama dalam sektor pariwisata. Sehingga pelaku pariwisata diminta bisa memberikan rasa aman dari paparan virus corona  untuk para wisatawan. 

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo. (Suara.com/Dini Afrianti)
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo. (Suara.com/Dini Afrianti)

Keamanan itu diwujudkan dalam program sertifikasi Clean, Health, Safety & Environment (CHSE). Artinya setiap pelaku usaha yang mendapatkan sertifikasi ini sudah diperiksa dan diaudit dipastikan menjalankan protokol kesehatan secara benar berdasarkan standar dari pemerintah.

Sertifikasi ini diberikan gratis oleh pemerintah, bagi siapa saja pelaku pariwisata yang mengajukan di bisnis penginapan, rumah makan hingga obyek wisata. Hingga November 2020, sudah ada 93.000 pelaku usaha yang mengajukan sertifikasi CHSE ini.

"Terhadap usaha yang lulus verifikasi, maka usaha tersebut dapat sertifikasi dengan memasang logo CHSE Indonesia care dengan QR code CHSE khusus sehingga tidak dapat diduplikasi," terang Anggela.

2. Dorong wisatawan domestik 

Baca Juga: Luhut Minta Tak Ada Lagi Kebencian Supaya Pariwisata Bergerak

Jika sebelumnya tahun 2019, sektor pariwisata menyumbang devisa sebanyak Rp280 triliun, dengan kedatangan 16,11 juta wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan domestik (Wisdom) Rp282,9 juta, pandemi mengubah segalanya. 

Hingga saat ini batas untuk wisatawan mancanegara masih ditutup. Maka pemerintah akan memaksimalkan kunjungan dari wisatawan domestik. Sayangnya,  daya beli wisatawan dalam negeri masih di bawah daya beli wisman.

"Ada potensi wisatawan domestik yang besar yang bisa digarap, secara volume besar namun secara number masih beda  tipis dengan mancanegara. Penguatan daya beli juga harus dikuatkan, otomatis penguatan wisdom bisa lebih digaet dan dimaksimalkan," jelas Angela.

Putri Hary Tanoesoedibjo itu menyebutkan ada potensi lain dari wisdom yang kerap berwisata ke luar negeri. Pada 2018 tercatat ada sebanyak 9,5 juta wisdom yang ke luar negeri dengan pembelanjaan mencapai Rp. 150 triliun.

"Dan ini bisa dimaksimalkan dari sisi wisdom karena ada potensi besar dalam mengembangkan pariwisata dalam jangka pendek," sambungnya.

3. Bukan tentang kuantitas tapi kualitas pariwisata

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI