"Para ibu-ibu anggota kami sosialisasikan untuk mengajari anak-anaknya menenun. Kami yakin dengan program-program yang kami lakukan kelestarian tenun yang ada di Desa Pringgasela Selatan dapat terjaga," kata Sri.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Irini Dewi Wanti, SS., M.SP, menjelaskan bahwa perempuan penenun atau Partonum, adalah seniman. Mereka adalah pekerja seni, menenun bukan hanya masalah ekonomi keluarga tapi juga mewarisi budaya.
"Partonun bekerja demi kelangsungan warisan mahakarya nenek moyang, menjaga filosofi hidup orang Batak, serta kemahiran tradisional yang tidak semua orang dapat melakukannya," kata dia.
"Karenanya Partonum Perempuan adalah penjaga budaya, dalam masa krisis apapun dia akan tetap bertenun, karena sebagai seniman ia akan tenggelam dalam dunianya. Seberapapun hasil yang diterima maka itulah yang mereka jalani, selanjutnya adalah tugas kita membantu menyejahterakan mereka.”
“Meskipun Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tahunnya, kerja keras dan pencapaian kaum perempuan tidak selalu mendapatkan perhatian yang layak mereka terima. Ketidakadilan ini terus berlanjut ke dunia politik, lembaga bisnis dan akademis, serta di bidang seni dan budaya," imbuh Hans Thulstrup, Officer-in-Charge, UNESCO Jakarta.
Ia mengatakan bahwa baik di Indonesia dan seluruh dunia, banyak perempuan yang menjadi pemimpin dan penggerak berbagai kegiatan budaya di mana mereka menghasilkan banyak invasi dan pencapaian.
"Tenun tradisional adalah salah satu bidang di mana pengetahuan berharga diwariskan dari para ibu ke anak-anak perempuan mereka secara turun-temurun. Dan saat ini, sektor tenun tradisional ini bertahan berkat generasi perempuan muda Indonesia yang dinamis, yang memadukan kreativitas artistik dengan keterampilan bisnis," ujar Hans.
Lebih jauh, Puni A. Anjungsari, Country Head of Corporate Affairs, Citi Indonesia, juga mengatakan bahwa program Kita Muda Kreatif, merupakan sebuah program yang didedikasikan untuk Indonesia dan salah satu keistimewaan program ini adalah mengangkat prinsip keberagaman. Diantaranya keberagaman peserta, kultur dan budaya, serta upaya pelestarian situs warisan dunia.
"Keberagaman merupakan kunci kekuatan dari Indonesia yang patut kita banggakan. Dalam rangka merayakan Hari Perempuan Internasional kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para wirausaha muda kreatif, dengan mengangkat para pengrajin penenun perempuan atas upayanya dalam melestarikan budaya bangsa dan tetap tangguh dalam masa sulit ini terutama untuk sektor pariwisata," ujar Puni.
Baca Juga: Wagub Sulsel Andi Sudirman Belajar Tenun Rongkong dari Nenek 62 Tahun