"Kalau dulu mungkin lebih suka ramai, kalau sekarang orang lebih suka less crowded yang open space. Inilah mau, enggak mau sarananya harus digital. Dulu dia (wisatawan datang) sering dan tinggal sebentar, sekarang jarang tapi long stay. Inilah terjadi perbedaan trend dalam wisata," ucapnya dalam kesempatan webinar yang sama.
Menurutnya, kondisi itu terjadi di semua negara yang mengalami pandemi Covid-19. Sehingg pada 2021 ini kesehatan jadi kampanye pertama Kemenparekraf dalam promosi pariwisata melalui program Indonesia Care.
Selain itu juga dengan mengampanyekan wisata domestik yang menekankan #DiIndonesiaSaja.
"Kalau semua bisa sepakat menggunakan hastag itu, bisa lebih kuat implikasinya. Karena promosi bukan hanya tugas pemerintah, tapi semua komponen masyarakat," ucapnya.