Cara Memaksimalkan Pencahayaan Alami di Rumah

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 20 Oktober 2021 | 12:43 WIB
Cara Memaksimalkan Pencahayaan Alami di Rumah
Jendela, salah satu sumber pencahayaan alami. (Pexels)

Suara.com - Tak hanya menghemat penggunaan listrik di siang hari, pencahayaan alami juga dapat membuat rumah terasa lapang. Selain itu, pasokan cahaya alami yang cukup akan membuat penghuni rumah menjadi lebih sehat.

Seperti dikutip dari artikel Rumah.com, portal properti terdepan di Indonesia, teknik pencahayaan alami terdiri dari dua jenis, yakni teknik pencahayaan alami aktif dan teknik pencahayaan alami pasif.

Berikut ini perbedaan di antara keduanya sekaligus contohnya masing-masing.

Teknik pencahayaan aktif
Teknik pencahayaan aktif secara garis besar bisa dijelaskan sebagai teknik memanfaatkan cahaya alami dari luar ruangan dengan cara melakukan rekayasa alur cahaya, sehingga cahaya alami dari luar dapat mengarah ke titik yang diinginkan.

Ada enam teknik pencahayaan alami aktif, yaitu:

1. Light shelf

Ilustrasi pemanfaatan cahaya alami dengan light shelf. (designbuildings.co.uk)
Ilustrasi pemanfaatan cahaya alami dengan light shelf. (designbuildings.co.uk)

Light shelf adalah teknik menggunakan ambalan (shelf) pada sebagian jendela sehingga sebagian asupan cahaya yang masuk bisa dikurangi atau diarahkan ke titik yang lain.

Seperti pada gambar, penggunaan ambalan berfungsi untuk memantulkan sebagian cahaya yang tadinya mengarah langsung ke dalam ruangan menjadi terarah sebagian ke langit-langit ruangan.

2. Prismatic skylight
Prismatic skylight cara kerjanya mirip dengan skylight, yaitu bukaan kaca seperti jendela namun diletakkan di atap rumah. Dengan demikian, cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah.

Baca Juga: 5 Tips Mengorganisir Barang-Barang di Rumah Secara Efektif

Bedanya, skylight biasa akan membuat arah cahaya matahari terfokus pada satu titik sehingga pencahayaan ruangan tidak merata. Selain itu, panas dan sinar ultraviolet yang terkandung dalam cahaya matahari yang mengarah langsung ke titik tertentu bisa membuat titik yang terkena cahaya langsung, misalnya lantai kayu atau karpet menjadi pudar. Sementara itu, prismatic skylight dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat cahaya matahari menyebar secara merata ke seluruh ruangan.

3. Light tube

Light tube dengan tabung yang memantulkan cahaya matahari ke dalam ruangan. (sunaire.com)
Light tube dengan tabung yang memantulkan cahaya matahari ke dalam ruangan. (sunaire.com)

Light tube atau tabung cahaya mirip dengan skylight. Bedanya, light tube memiliki tabung yang terbuat dari material yang mampu memantulkan cahaya matahari dengan sangat efektif. Kelebihannya, light tube dapat diaplikasikan pada rumah dengan atap yang menggunakan plafon, seperti kebanyakan rumah di Indonesia.

4. Fiber optic
Sesuai namanya, fiber optic atau serat optik dibuat sedemikian rupa sehingga cahaya yang masuk dari salah satu ujungnya tidak bisa begitu saja menyebar keluar. Cahaya ini akan merambat tetap di jalur kabelnya dan muncul kembali di ujung lain dari serat optik tersebut.

Kelebihan serat optik ini adalah sifatnya yang fleksibel sehingga aliran cahaya dapat dibelokkan ke titik yang diinginkan. Menyederhanakan cara kerjanya, satu ujung serat optik ini ditempatkan di titik yang terkena terpaan sinar matahari, sementara ujung yang lain diarahkan ke ruangan yang memerlukan pencahayaan.

5. Reflektor
Reflektor memiliki fungsi memantulkan cahaya alami. Ditempatkan di dalam ruangan, reflektor bisa terdiri dari material yang berbeda-beda, namun yang pasti memiliki sifat memantulkan cahaya yang baik. Reflektor ini ditempatkan di titik-titik di mana terdapat bukaan cahaya seperti jendela atau skylight. Reflektor ini dipasang dengan sudut sedemikian rupa sehingga dapat memantulkan cahaya ke titik yang diinginkan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI