Secara lokal dikenal sebagai Hari Raya Aidilfitri, yang berarti perayaan Idul Fitri. Saat itu, orang-orang banyak yang memakai pakaian tradisional.
4. Afrika
Negara-negara Afrika seperti Maroko, Mesir, Tunisia, Somalia, Afrika Selatan, Nigeria, dan beberapa negara lainnya, merayakan Idul Fitri dengan cara yang sama dengan salat subuh di masjid-masjid setempat sebelum berkumpul dengan keluarga besar masing-masing.
Saat sudah berkumpul, makanan lokal akan disajikan di atas meja.
Di Maroko, pakaian tradisional dikenakan oleh pria dan wanita. Pancake Maroko menjadi makanan pokok saat sarapan, dihidangkan dengan teh mint yang terkenal.
Di Mombasa, umat Islam menandai sepuluh hari terakhir Ramadhan (dikenal sebagai Kumi la mwisho) dengan festival jalanan dan sosialisasi. Festival, yang buka di malam hari saat puasa harian berakhir, menjajakan berbagai barang yang biasanya dijadikan hadiah untuk teman dan keluarga. Pendongeng juga berkeliaran di jalan-jalan selama Idul Fitri untuk menghibur anak-anak dengan cerita rakyat.
5. Islandia
Apabila Ramadhan di Islandia jatuh pada musim panas, matahari tetap berada di langit lebih lama dari biasanya. Matahari baru akan terbenam di tengah malam dan muncul lagi dua jam kemudian. Artinya, umat Islam yang tinggal di Islandia diharuskan berpuasa hingga 22 jam sehari.
Meski begitu, cendekiawan dan pakar Islam telah menawarkan alternatif bagi mereka yang tinggal di negeri 'matahari tengah malam' tersebut. Muslim Islandia dapat memilih untuk berbuka puasa berdasarkan waktu matahari terbit dan terbenam dari negara terdekat atau mengamati zona waktu Arab Saudi.
Kemudian Idul Fitri dirayakan di masjid di Reykjavik yang terletak di ibu kota Islandia. Para tamu yang mengunjungi masjid datang dengan membawa makanan dari berbagai negara, termasuk masakan Indonesia, Mesir, dan Eritrea untuk merayakan kesempatan suci dan menggembirakan tersebut. Anak-anak kecil mengenakan pakaian terbaik mereka dan bertukar hadiah dengan sesama teman juga anggota keluarga.