Suara.com - Gempa bumi yang berpusat di provinsi Banten pada Minggu (9/10) sore ikut terasa oleh warga Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat guncangan gempa berkekuatan magnitudo 5,5.
BMKG menyebutkan gempa terjadi tepatnya pukul 17.02 WIB. Pusat gempa diperkirakan berada di 26 kilometer barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, dengan kedalaman 12 kilometer.
Kendati demikian, peristiwa gempa bumi ini diyakini tidak berpotensi terjadinya tsunami.
Indonesia memang termasuk negara yang rawan terjadi gempa bumi akibat pengaruh letak geografis.
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi, sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Dikutip dari situs BMKG, Indonesia termasuk daerah rawan gempa karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut, sehingga apabila terjadi gempa besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami. Itu alasan Indonesia juga rawan tsunami.
Baca Juga: Kondisi Warga di 28 Kecamatan Pasca Gempa Banten, Sempat Panik Kini Aktivitas Kembali Normal
Meski begitu, jumlah korban jiwa serta kerugian harta benda masih bisa minimalisir. Karena terdapat selang waktu antara terjadinya gempa dengan tsunami.