Suara.com - Ketika membeli berbagai barang melalui situs belanja online, biasanya paket akan dibungkus dengan plastik dan selotip yang banyak.
Tidak jarang juga pada beberapa paket yang harus dibungkus plastik hingga bubble wrap demi keamanan barang yang dijual. Namun, tanpa disadari hal tersebut menimbulkan banyak sampah plastik yang menumpuk.
Plastik sendiri menjadi sampah yang sangat sulit diurai. Dengan banyaknya sampah plastik nantinya akan berdampak buruk bagi lingkungan.
Melihat adanya permasalahan tersebut, brand EIGER Adventure bekerja sama dengan platform belanja online, Lazada membuat inovasi menciptakan packaging yang lebih ramah lingkungan.
GM Product & Sustainability Project Leader EIGER Adventure, Harimula Muharam, mengatakan, kolaborasi ini dimaksudkan untuk mendorong para konsumen untuk berbelanja berkelanjutan dengan paket yang ramah lingkungan.
“Kami menyadari adanya dampak yang dihasilkan terutama sampah plastik dari pengiriman barang kepada konsumen. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab kami untuk dapat memberikan pengalaman berbelanja yang berkelanjutan kepada seluruh konsumen,” ucap Harimula dalam konferensi pers, Rabu (11/1/2023).

Dalam kerja sama ini, paket yang dibuat menggunakan material khusus yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, barang akan dikirim kemasan kardus bersertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) dan lebih ramah lingkungan.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mengganti bubble wrap berbahan plastik menjadi honeycomb paper wrap dari hasil daur ulang limbah kardus.
Tidak hanya pada paket untuk mengirim barang, kolaborasi ini juga membuat produk upcycling dengan menggunakan barang-barang bekas yang diolah kembali. Harimula menjelaskan, ini akan membantu mengurangi tumpukan barang-barang yang sudah tidak layak pakai menjadi sebuah produk baru.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Blackmores Indonesia Berhasil Kumpulkan Lebih dari 3.700 Sampah Botol Plastik
“Melalui proses upcycling, kami memberikan kesempatan kedua kepada produk-produk yang awalnya tidak layak jual, lalu kami desain dan olah kembali menjadi produk baru dengan memberikan nilai tambah kepada produk tersebut, sehingga dapat diterima konsumen,” ujar Harimula.