Banyak anggapan bahwa karyawan perempuan lemah, sulit diajak susah dan bekerja keras, apalagi tidak sedikit perusahaan yang merasa perempuan akan menemui banyak halangan dalam bekerja, karena ada cuti melahirkan, cuti anak sakit dan sebagainya.
"Tapi faktanya produktivitas kita walau mayoritas 50 persen perempuan tetap bagus. Ini karena kalau kita memberikan kepercayaan kepada karyawan, mereka juga akan merasa terhubung juga untuk perusahaan dan memberikan yang terbaik," papar Sondang Saktion.
5. Memberikan Cuti Keluarga dan Cuti Suami
Perempuan yang juga HR Director Power System East Asia & Japan ini mengatakan saat perusahaan ikut memikirkan kesejahteraan karyawan, maka karyawan akan lebih fokus dan bisa leluasa bekerja dan berkarya memberikan yang terbaik semampunya.
Inilh sebabnya cuti keluarga, di luar cuti tahunan, dimana karyawan bisa mengambil cuti untuk berwisata maupun berlibur dengan keluarga, dan melepas penat. Ada juga cuti suami selama 20 hari saat istri melahirkan juga sangat membantu, membuat karyawan lebih bahagia saat mereka kembali bekerja.
"Jadi kita juga melaksanakan day care, biasanya setelah lebaran mbak-mbak (baby sitter) belum datang. Jadi semi kenyamanan para ibu yang juga karyawan di sini, ada TPA (tempat penitipan anak) selama seminggu di sini, jadi para ibu bisa bolak-balik," tutup Sondang.