Rizky Billar Tak Sengaja KDRT karena Tersulut Emosi, Bagaimana Bertengkar yang Sehat dengan Pasangan?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 11 Maret 2023 | 15:55 WIB
Rizky Billar Tak Sengaja KDRT karena Tersulut Emosi, Bagaimana Bertengkar yang Sehat dengan Pasangan?
Rizky Billar di podcast CURHAT BANG. (YouTube/ DENNY SUMARGO)

Para peneliti menemukan bahwa mengungkapkan kemarahan kepada pasangan menyebabkan ketidaknyamanan kemarahan jangka pendek, tetapi ini bisa memicu percakapan jujur yang justru menguntungkan hubungan dalam jangka panjang.

Lantas, jika Anda ingin mengatasi konflik dengan pasangan Anda dengan cara yang lebih sehat dan produktif, perhatikan hal berikut.

Ilustrasi pasangan bertengkar (Pexels.com/Keira Burton)
Ilustrasi pasangan bertengkar (Pexels.com/Keira Burton)

1. Cari Tahu Apa yang Menyebabkan Pertengkaran Terus Berulang

Noam Ostrander, seorang profesor pekerjaan sosial di Universitas DePaul, mendorong pasangan untuk menunjukkan dengan tepat apa yang memicu pertengkaran berulang, dan mencoba cara untuk berkompromi alih-alih membiarkan konflik meletus. 

Alih-alih mengikuti skrip lama yang sama, perhatikan bahwa Anda berkelahi ketika satu orang pulang, dan sarankan cara baru untuk mengatasinya. 

"Anda dapat mengatakan, 'Bagaimana jika kita berhenti sejenak, menyapa atau memberi ciuman, beri waktu 15 menit, dan kembali bersama,'” kata Ostrander. 

Dengan cara ini, kedua pasangan dapat berkomunikasi bahwa mereka ingin mendengar satu sama lain dan bersama-sama, temukan cara terbaik untuk melakukannya.

2. Jadwalkan Waktu untuk Konflik

Meski memiliki jalur komunikasi yang paling terbuka sekalipun, konflik tetap akan terjadi. Dan ketika pasangan melakukannya, sangat membantu untuk memilih waktu untuk membicarakan masalah, menurut Grody. 

Baca Juga: CEK FAKTA: Innalillahi! Suasana Terkini Rumah Duka Rizky Billar, Lesti Kejora Tak Kuasa Menahan Tangis

"Jika Anda mulai bertengkar, katakan, 'Ayo kita selesaikan malam ini, atau lain kali ketika ada waktu untuk membahas berbagai hal,'” katanya.

Menyisihkan waktu untuk menyelesaikan perselisihan memungkinkan kedua pasangan memiliki ruang untuk berkumpul kembali dan bersiap, Grody menjelaskan. Mereka dapat memikirkan cara terbaik untuk mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara yang lebih tenang, lebih rasional, untuk menghindari naluri bersikap defensif atau menuduh. 

3. Sebut Batas Waktu Jika Anda atau Pasangan Membutuhkannya

Selama pertengkaran, biasanya salah satu atau kedua pasangan memasuki mode "bertarung, lari, atau diam", menurut Ostrander. Manusia memasuki salah satu mode ini ketika mereka merasa berada dalam bahaya, katanya. 

Ketika pasangan berada di zona genting ini, pemecahan masalah sangat tidak mungkin, karena setiap orang hanya berfokus pada reaksi terhadap ancaman yang mereka rasakan dari pasangannya. 

Dan jika hanya satu orang yang berada dalam mode "bertarung, lari, atau diam", sementara yang lain mencoba menyelesaikan masalah, hal itu dapat membuat kedua orang frustrasi dan meningkatkan pertengkaran, kata Ostrander.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI