3. Iritasi Vagina
Salah satu penyebab umum keluarnya darah setelah berhubungan seksual yaitu iritasi vagina. Hal tersebut bisa terjadi lantaran seseorang baru pertama kali berhubungan atau sudah lama tidak melakukan hubungan seksual. Jadi, saat penis melakukan penetrasi ke dalam vagina, gesekannya dapat menimbulkan luka di sekitar saluran vagina.
4. Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual (IMS) seperti halnya klamidia dan gonore dapat menimbulkan berbagai macam gejala pada vagina. Misalnya, gatal, nyeri panggul, sensasi terbakar, keputihan, hingga sering buang air kecil yang menyebabkan rasa sakit.
Setiap IMS mempunyai gejalanya masing-masing, namun peradangan akibat infeksi apa pun bisa menyebabkan pendarahan pada Miss V.
5. Peradangan leher rahim (Servisitis)
Servisitis adalah kondisi peradangan yang sering kali ditimbulkan oleh infeksi menular seksual. Misalnya, radang yang disebabkan karena berbagai kuman penyakit gonore, trikomonas, klamidia dan juga herpes.
Dalam kondisi servisitis, serviks akan memerah, bengkak, bernanah, dan mudah mengeluarkan darah jika terkena benturan. Hal ini salah satunya dapat terjadi ketika berhubungan seksual.
6. Radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
Radang panggul dapat terjadi saat organ kewanitaan pada bagian dalam panggul mengalami peradangan. Mulai dari indung telur, saluran telur, sampai rahim. Peradangan ini juga dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri perut bawah, nyeri saat bercinta, dan perdarahan setelah berhubungan intim.