Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat tangannya dan berdoa: “Allahumma hawâlaynâ wa lâ ‘alainâ” (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami, bukan azab atas kami)". Kemudian awan mendung (mendadak) hilang dari (langit) Madinah sehingga (hanya) mengelilinginya seperti mahkota)".
Dalam riwayat di atas, seorang laki-laki mengeluh kepada Rasulullah tentang banyaknya ternak yang mati dan memintanya untuk berdoa. Namun, ia hanya meminta diturunkannya hujan tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, seperti banjir dan lain sebagainya.
Karena kekurangannya akan sesuatu, membuatnya fokus akan sesuatu itu saja, dalam hal ini adalah air hujan. Sehingga ketika bencana lain muncul akibat hujan yang tak kunjung reda, ia kembali meminta Rasulullah untuk berdoa. Dan dengan senang hati Rasulullah berdoa kepada Allah meminta hujan dihentikan.
Dari dua riwayat di atas, umat muslim diajarkan bahwa doa sebaiknya disertai dengan kesabaran, agar dapat memahami pentingnya keseimbangan dalam segala sesuatu.